Menjalin hubungan cinta memang tak pernah mudah. Terkadang kamu harus bertemu banyak pria yang salah sebelum menemukan yang tepat. Ada kalanya orang menjalin hubungan pacaran bukan didasari karena cinta yang sesungguhnya, tapi hanya nafsu belaka. Banyak orang tak bisa membedakannya, dan menganggap semua bentuk hubungan adalah cinta.
Dilansir dari yourtango.com, penelitian yang telah dilakukan selama 30 tahun oleh Dr. Fred Nour menyatakan bahwa jatuh cinta sebenarnya dirasakan di awal hubungan yang masih baru. Dan hal ini berpengaruh pada seberapa kuat seseorang bertahan dalam hubungan jangka panjang.
Penelitian yang diterbitkan dalam buku berjudul True Love: Love Explained by Science ini menjelaskan bahwa evolusi sebenarnya telah diprogram otak untuk memutus pasokan hormon nafsu (testosteron dan estrogen) saat kamu mencapai titik di mana ide pernikahan muncul.
Di fase inilah kamu mendapatkan gambaran lebih jelas dan nyata untuk memulai sebuah keluarga. Fase ini umumnya dikenal sebagai akhir dari bulan made, ketika kamu melihat pasangan dengan cara yang berbeda, mulai mengevaluasinya sebagai pasangan hidup dan orangtua dari calon anak-anakmu.
Penelitian ini menunjukkan setiap fase cinta, mulai dari euforia awal ketika kamu sedang kasmaran dan dipenuhi cinta hingga perasaan jangka panjang yang membuatmu bertahan menjalani hubungan seumur hidup. Hal ini memiliki tujuan evolusi mendasar. Ini adalah fungsi penting di mana seseorang akan mundur sementara dari nafsu untuk secara objektif mempertimbangkan kecocokan pasangannya sebagai calon ayah atau ibu.
Sayangnya, pada beberapa titik penting sebuah hubungan, satu atau kedua belah pihak akan mengalami pengurangan bahan kimia dalam otak. Sehingga bukan cinta yang menggebu-gebu yang dirasakan pasangan jangka panjang, namun saling membutuhkan.
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa otak telah diprogram untuk mematikan hormon monoamina, bahan kimia dopamin dan serotonin setelah dua hingga tiga tahun hubungan tersebut berlangsung. Inilah mengapa hubungan yang telah berusia selama kurang lebih tujuh tahun akan mengalami kurangnya kegembiraan, kebosanan, dan kebencian. Pada akhirnya cinta yang menetap di hati akan mempertahankan hubungan tersebut.
Jadi, bisa dibilang ketika kamu belum bisa mengendalikan nafsumu bersama pasangan, apalagi kamu tidak bisa melihatnya sebagai calon suami dari anak-anakmu kelak, mungkin hatimu masih belum siap menikah, ladies.
Sumber: Liputan6.com
- Sebelum Memutuskan Menikah, Penting Menanyakan Hal Ini Kepada Diri Sendiri
- Problematika Wedding Kekinian: Menguras Kantong Demi Jadi Bridesmaid
- Problematika Wedding Kekinian: Terjebak Cicilan Demi Pernikahan Impian
- Problematika Wedding Kekinian: Fakta Miris di Balik Pernikahan Manis
- Kapan Sih Waktu Terbaik Untuk Menikah?