Beda zaman, beda pula pola asuh yang diterapkan ibu zaman dahulu dengan ibu Millenial. Perbedaan ini terlihat dari ibu modern lebih terbiasa mencari informasi lewat internet. Mulai sebelum hamil, sedang hamil, hingga memiliki anak, ibu sangat aktif bermain internet.
Sayangnya, tanpa disadari, banyak ibu modern melakukan kesalahan dalam menerapkan pola asuh tersebut. Vera ltabiliana Hadiwidjojo, Psikolog dari TigaGenerasi, mengatakan di era digital seperti saat ini membuat semua urusan jadi mudah, membuat ibu terlalu memaksakan pasang target dalam hidupnya. Sayangnya jika tidak tercapai ibu menjadi rentan stres.
Selain itu, ada tiga kesalahan lainnya yang sering dilakukan ibu baru terutama ibu millenial, penasaran? Yuk intip tiga kesalahan tersebut menurut Psikolog, Vera.
1. Merasa bisa melakukan sendiri
Mudahnya informasi di era digital ini membuat ibu millenial tidak mau bertanya.
“Jadi mereka punya target, menekan diri sindiri agar target tercapai. Jadi ngga pake nanya-nanya dulu. Alhasil ibu berusaha melakukannya sendiri. Jika tak terpenuhi ibu mudah sters,”ujar Vera saat ditemui dalam acara Mothercare Serukan Kampanye 'Senangnya Jadi lbu' untuk Para lbu Milleniai, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
2. Ibu segala tahu
Seorang ibu berusaha menjadi sempurna, dengan tahu segalanya. Anak berbicara a atau b ibu harus tahu artinya, padahal jadi ibu tidak perlu sempurna yang terpenting menjadi ibu yabg baik sudah cukup. Dan ibu juga perlu belajar lagi, agar tidak sotau untuk terlihat sempurna.
3. Tidak siap
Menurut Vera, ibu millenial sudah memiliki renacana seperti ketika memilih tempat lahir. Sayangnya, mereka tidak siap ketika apa yang dipilih tidak sesuai.
“Sudah disiapin lahir di mana tapi tidak sesuai, ibu jadi stres karena tidak siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Jadi harus siap dengan kemungkinan terburuk. Sebab jika ibu sudah tidak siap saat melahirkan, akan terjadi baby blues ketika sudah memiliki anak,” paparnya.
Agar selalu siap menghadapi semua kemungkinan, Vice President Mothercare & ELC, Lina Paulina mengajak para ibu untuk berbagai pengalaman menjadi seorang Ibu dan calon ibu untuk sering berbagi satu sama lain melalui platform media sosial dan kampanye seperti #senangnyajadi ibu ini dapat menjadi relevan.
"Kampanye Senangnya Jadi ibu itu ibarat sebuah tempat berkumpul: ribuan ibu, ribuan cerita indah dan luar biasa mengenai pengalaman Selain itu, para ibu zaman sekarang sangat dekat dengan media sosial, jadi segala informasi bisa diakses bersamaan dengan jangkauan yang luas. Hal itu yang menjadi alasan kampanye #senangnyajadiibu banyak digemari dan mendapat respon yang sangat baik. Antusias para lbu terlihat dari media sosial Mothercare terlihat pada tingginya
jumlah partisipan yang mencapai 2,233 cerita,”tutup Lina
Nah moms semoga informasi tersebut bermanfaat agar tidak ada kesalahan lagi dalam mengasuh anak-anak tersayang kita.
(vem/asp)