Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.
***
Namaku Ririn, aku mama dari seorang putra. Gisaka namanya. Sebelumnya selama tujuh tahun aku bekerja di sebuah perusahaan swasta. Aku sangat mencintai pekerjaanku, sampai saat hamil pun aku tetap menjalaninya dengan gembira.
Tapi setelah melahirkan, aku dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit. Tetap bekerja dan anakku harus dititipkan pada orang tua, atau berhenti bekerja dan merawat anak sendiri sehingga aku dapat mengawal setiap kemajuan dalam proses tumbuh kembangnya. Saat itu aku pikir aku masih harus bekerja karena aku punya cita-cita besar, yakni membangun sebuah rumah untuk keluarga kecil kami. Karena pendapatanku sangat lebih dari cukup dan bila ditabung, hanya butuh 2-3 tahun lagi untuk bisa membiayai pembangunan rumah impian kami.
Sayangnya, aku harus mengambil keputusan besar, yakni berhenti dari pekerjaanku saat anakku berusia 4 bulan. Karena kelelahan mengurus anakku, ibuku sakit hingga aku harus cuti selama 5 hari. Melihat ibuku sakit aku merasa bersalah dan aku merasa bahwa aku lah penyebabnya. Maka mantaplah hatiku memutuskan untuk berhenti bekerja dan merawat anakku sendiri. Bersama itu juga aku menghapus impian memiliki rumah dalam waktu dekat. Karena kupikir jika aku berhenti bekerja, pendapatan keluarga akan berkurang dan tidak ada yang bisa disisihkan untuk menabung.
Tapi ternyata Tuhan Maha Baik. Karena niatku tulus ikhlas merelakan karierku demi menjaga anak dan tidak lagi merepotkan orang tua, rezeki datang dari arah tak terduga. Di bulan kedua setelah aku berhenti bekerja, aku sudah memulai pembangunan rumah impianku dan di bulan kelima keluarga kecil kami sudah bisa menempatinya.
Aku bahagia sekali, dan tidak sedikit pun menyesali keputusanku karena sekarang impianku tercapai dan aku bisa selalu menjadi orang pertama yang melihat perkembangan anakku dan memiliki banyak waktu bersama keluarga.
Dalam hidup kita memang tidak bisa menggenggam semuanya yang kita mau. Tak usah ragu mengorbankan satu hal untuk hal lain yang lebih penting dalam hidup kita. Hidup itu pilihan. Kita memang harus memilih. Maka aku memilih bersyukur dan berbahagia. Karena dengan itu aku merasa telah memiliki segalanya.
Terima kasih.
Ririn
- Fokus Rawat Ibu yang Sakit, Aku Belum Menikah Meski Usiaku Hampir 40 Tahun
- Abaikan Cibiran, Aku Bahagia Jadi Ibu Rumah Tangga Berprofesi Penulis Lepas
- Saat Muncul Kepedulian, Perasaan Benci Bisa Berubah Jadi Cinta
- Keajaiban dari Tuhan, 18 Tahun Lalu Divonis Kanker dan Kini Sembuh
- Menikah Muda dengan Pria yang 13 Tahun Lebih Tua, Ini yang Kemudian Kualami