Keseruan IDEAFEST x The NextDev 2018 sudah berakhir, tetapi ada beberapa hal menarik lho di IDEAXPERIENCE, khususnya Telkomsel Experience Zone, yang mungkin kamu sempat lewati.
Sebagai perusahaan telekomunikasi digital yang menjadi naming partner kegiatan IDEAFEST, Telkomsel dengan The NextDev-nya menghadirkan Indonesia 4.0 melalui Telkomsel Experience Zone di Assembly Hall 3 Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Dengan tema “Living The Balance Between Work and Passion”, Telkomsel menunjukkan beberapa lini produknya dengan menyuguhkan pengalaman layanan digital lifestyle terdepan di sisi bisnis dan mengakomodasi kebutuhan entertainment dengan konten terkini bagi pengunjung IDEAFEST x The NextDev 2018, seperti:
• Telkomsel Innovation Center (IoT Business & Startup Incubations)
• Digital Advertising (MyADS & RoLi)
• MSIGHT (Big Data Analytics API Showcase)
• Telkomsel MyBusiness (Enterprise Mobile Product Showcase)
• LangitMusik (Karaoke Booth)
• MAXstream (Video Stream App Showcase)
• Dunia Games (Shellfire Demo)
• TCASH (Cashless Experience)
Selain memamerkan kebolehan produk-produknya Telkomsel Experience Zone juga menghadirkan konten-konten yang unik dari beberapa pembicara bagi masyarakat umum, pelaku industri teknologi dan kreatif, pengusaha, profesional, korporasi, hingga khalayak media selama dua hari pelaksanaan IDEAFEST x The NextDev 2018. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini!
Atreyu Moniaga Project : Passion For Action
Hari itu, Telkomsel Experience Zone juga diwarnai oleh nuansa seni rupa. Selain pada Art Tunnel yang penuh dengan instalasi seni dari beberapa seniman lokal, elemen kesenian pun nampak pada panggung utama yang sempat diisi oleh beberapa seniman muda berbakat dari Atreyu Moniaga Project (AMP). Pada sesi berbagi mereka, Project Manager AMP Janeeve Timora dan beberapa Illustrator AMP seperti Criwill, Rasheeda, dan Hwang T. menekankan kembali pentingnya beraksi untuk mengejar mimpi kita.
AMP lahir sebagai sebuah inisiatif dari sekelompok seniman muda berbakat di Indonesia agar rekan-rekan sejawat mereka dapat dikenal serta diapresiasi oleh khalayak yang lebih luas. Mereka membina, mengembangkan, dan mengelola bakat-bakat yang luar biasa tersebut. “Kami percaya bahwa untuk mengejar mimpi diperlukan aksi, karena tanpa aksi tidak akan ada reaksi,” ungkap Janeeve tentang latar belakang AMP. “Atreyu Moniaga Project terus berusaha mendukung seniman muda, salah satunya dengan memberikan wadah inkubasi seni tahunan bernama Mixed Feelings untuk seni ilustrasi, serta ST/ART untuk seni fotografi. Di samping itu, Atreyu Moniaga Project juga mengelola seniman untuk menangani klien-klien dengan produk atau jasa yang membutuhkan sentuhan kreatif.”
Para ilustrator AMP pun menceritakan betapa rintangan-rintangan bukan alasan untuk berpangku tangan menyerah akan hasrat dan mimpi mereka. Criwill berasal dari latar belakang keluarga pedagang yang mempertanyakan hasrat seninya. Rasheeda adalah lulusan ortopedi yang pindah haluan ke bidang kreatif. Ilustrasi karya Hwang T. beberapa kali ditolak oleh AMP. Namun, wadah inkubasi Mixed Feelings menumbuhkan kepercayaan diri mereka, melengkapi mereka dengan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan, serta membawa para seniman muda Indonesia ini mewujudkan hasrat dan mimpi mereka.
Arto Soebiantoro : How to Build Up Your Brand
Ketika membangun sebuah bisnis, salah satu hal yang wajib dibahas matang adalah brand. Esensi dari brand sebenarnya bukan sekadar merek saja. Brand punya makna lebih mendalam dan penting karena berkaitan erat dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
Dipandu oleh Founder TopKarir Indonesia di atas panggung Telkomsel Experience Zone, Host Adventure Indonesia Arto Soebiantoro mengedepankan brand sebagai nilai pembeda. “Brand adalah nilai jual. Konsep brand bukan hanya milik seorang bisnis. Jika ditarik ke luar bisnis, kita pribadi adalah brand yang membawa sampai pada tujuan atau impiannya," jelas Arto.
Untuk sampai ke tujuan, brand tentunya harus melalui berbagai tahapan. Menurut Arto, tahapan pertama inilah yang utama dan wajib diketahui pelaku bisnis sebelum memulai usaha. "Dari sekian banyak tahapan, paling utama adalah mencari tahu dulu masalah yang ingin diselesaikan di masyarakat. Cari masalahnya dan cari solusinya melalui usaha yang ditawarkan," paparnya kembali. Siapa market atau target pasarnya? Apakah produk kita memenuhi kebutuhan pasar? Apakah orang mau beli?
Pelaku bisnis tidak boleh tergiur dengan jangkauan pasar yang luas. Justru dengan mempersempit pasar, promosi barang dan branding yang dilakukal lewat kanal-kanal media sederhana dan relatif murah seperti media sosial dan printing kecil menjadi sangat efektif.
Ardhi Suryadhi & Danang Arradian : Content Creating
Indonesia adalah negara dengan jumlah media terbanyak. 47.000 media menayangkan jutaan konten tiap harinya. Lebih dari 80.000 wartawan sebagai pemburu berita kini dibantu untuk mencari sumber berita dengan jutaan warganet yang bisa mengunggah konten secara instan. Tentu, ada keuntungan dalam hal digitalisasi media dan kecepatan terbit berita. Namun di balik itu tersembunyi bahaya serbuan hoax dan dominasi over-the-top (OTT) media. Vice Editor-in-Chief detik.com Ardhi Suryadi menjelaskan beberapa isu dan hoax yang marak terjadi setahun terakhir di Indonesia, mulai dari isu gempa Palu-Donggala, skandal Zumi Zola, hingga aksi 212.
Melalui platform detik.com yang berdiri sejak 1998 dan kini sudah mencapai 1.5 miliar page view per hari, Ardhi dan tim melawan hoax dan dominasi OTT dengan mengembangkan konten multimedia yang bernilai positif dan bermanfaat. Menurutnya, ada berbagai macam cara untuk memperkaya konten yang akan dinaikkan. Beberapa di antaranya adalah melengkapi ulasan dengan data dan fakta yang dikemas dengan menarik. Bentuk artikel, foto, video, dan audio punya karakteristiknya masing-masing dan dapat diolah dengan cara yang berbeda-beda agar dapat diterima oleh khalayak.
Sementara Jurnalis dengan 12 Tahun Pengalaman, Pilot Drone Profesional, dan Content Creator Danang "Cak Dan" Arradian membagikan tips dan trik untuk membuat konten di YouTube. Menurut Cak Dan, YouTube memberikan ruang yang besar untuk bereksperimen dan bercerita. Tentu, membuat video adalah tantangan yang besar bagi pemula. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa inilah kanal media utama yang sedang digandrungii oleh masyarakat dunia saat ini.
Cak Dan sudah membuat konten video secara profesional dan personal, dengan tingkat engagement yang tinggi. 12 juta view di Otomotifmagz secara profesional dan 1.000 view di website pribadinya. Kuncinya adalah menyadari keunggulan video sebagai media bercerita, mengambil perspektif yang bernilai unik dan berbeda dari yang lainnya, konsisten bercerita dan berkarya, hingga selalu mencari kesempatan untuk berkolaborasi.
(vem/zaki)