Kadang ketika cinta menyapa logika akan terhenti sejenak untuk menikmati rasa yang ada, dan jatuh cinta adalah satu hal yang akan tumbuh secara alamiah di dalam hati yang pemiliknya sendiri bahkan tidak bisa mengatur akan jatuh kepada hati siapa.
Saat jatuh cinta banyak hal penting yang diabaikan demi rasa tetap tumbuh. Dan berkembang dalam kebahagiaan entah itu kepribadian sampai tentang keyakinan. Bukan sengaja melupakan atau mengabaikan tapi lebih pada rasa takut akan sebuah perbedaan besar yang bisa saja nantinya justru menjadi penghalang bersatunya cinta, dan itulah yang pernah aku alami.
Beberapa tahun lalu aku dipertemukan dengan seorang pria lewat seorang teman. Lewat pertemuan itu kami menjalin komunikasi melalui pesan singkat dan sesekali kami bertemu. Setelah lebih kurang dua minggu saling mengenal suatu malam dia datang menemuiku dan menyatakan cintanya. Sebelumnya aku penasaran dengan keyakinan yang dianutnya tapi tidak pernah punya keberanian untuk bertanya. Dan ketika dia menyatakan perasaannya di situlah kuajukan pertanyaan super sensitif itu dan ternyata iman kami berbeda.
Mengetahui hal itu tidak membuatku menolak perasaannya, aku menerimanya walaupun ada sedikit ragu akan dibawa ke mana hubungan ini nantinya. Walau demikian hubungan kami berlanjut hingga memasuki bulan kedua. Dan di sinilah keraguanku akan hubungan ini terjawab.
Sebelumnya aku adalah pihak yang rajin mempertanyakan perbedaan agama kami akan berakhir seperti apa dan dia adalah pihak yang sangat santai dengan perbedaan besar yang ada dalam hubungan kami. Tetapi karena aku tetap rajin mempertanyakan hal itu maka pada suatu malam terjadilah perbincangan serius tentang menghadapi perbedaan dalam hubungan kami. Pada akhirnya kami memutuskan untuk tetap pada keyakinan kami masing-masing karena itu adalah pilihan terbaik atas permasalahan yang berat ini.
Satu minggu penuh air mata pun terjadi, ada penyesalan beserta rasa syukur yang terus ada dalam pikiran dan hatiku. Mungkin hal itupun dialami olehnya terbukti dengan adanya pesan singkat darinya yang mencoba untuk mempertahankan hubungan ini dengan mencoba kembali bertanya tentang solusi yang mungkin ada. Dan pada akhirnya tidak ada solusi lain yang ditemukan kecuali putus.
Mengakhiri hubungan adalah jalan terbaik untuk kami, pasangan beda iman. Memutuskan lebih cepat juga jalan terbaik daripada bertahan tanpa kepastian yang pada akhirnya adalah sama-sama meninggalkan luka. Dan terima kasih sudah pernah hadir walau hanya sebentar hanya tuk memberi satu pengalaman hidup yang berarti.
Butuh waktu untuk sembuh dan bangkit dari patah hati. Butuh keikhlasan dari sang hati untuk menerima. Walau jatuh cinta lagi bukanlah menjadi pengobat hatiku tapi aku tidak takut untuk jatuh cinta lagi. Aku menjadikan ini sebuah pembelajaran besar dalam perjalanan hidupku untuk menemukan cinta, untuk lebih berhati hati saat jatuh cinta. Dan untuk mengenalnya lebih dalam sebelum memutuskan menjalin sebuah hubungan agar tidak menjadi hubungan singkat.
Aku pernah iri dengan pasangan beda iman yang kemudian mampu bersatu hingga pernikahan dengan satu iman, atau pasangan yang bersatu dalam perbedaan. Pastilah keduanya memiliki cinta yang besar hingga perbedaan besar bukanlah penghalang untuk bersama. Namun aku tetap mensyukuri apapun itu meski ada luka tapi itu adalah pengalaman hidup yang berharga dan menjadikan aku lebih kuat lagi.
- Cinta Pertama Mungkin Memberi Luka, Tapi Mengenangnya Tetap Saja Indah
- Jangan Mau Ikut 'Gila' Gara-Gara Pria Posesif yang Tingkahnya Seenaknya Aja
- Aku Memang Tomboy tapi Aku Masih Tetap Seorang Perempuan
- Cinta yang Tak Tersampaikan Selalu Meninggalkan Luka di Dalam Dada
- Bagi Wanita, Pernikahan Tak Ubahnya Kelahiran Kedua
(vem/nda)