Dalam Persahabatan, Jarang Bertemu Tidak Selalu Berarti Saling Melupakan

Fimela diperbarui 04 Okt 2018, 13:00 WIB

Pada dasarnya setiap orang tidak dapat hidup sendiri dan tentunya membutuhkan orang lain untuk berbagi cerita suka maupun duka. Aku rasa aku pun begitu, memiliki teman baik tentunya menjadi kebahagiaan tersendiri. Berkumpul dengan teman-teman baik atau geng mungkin terkesan buruk di mata orang lain. Namun, kenyataannya geng tak melulu membahas hal-hal negatif, seperti menggosip. Jujur saja aku memiliki teman baik semasa SMA. Pertemuan awal kami saat masuk di kosan yang sama, walaupun beda sekolah. Berkenalan layaknya orang baru dan berbincang tentang hal-hal sepele, namanya juga baru kenal. Dari awal perkenalan itu menjadikan kami lengket seperti permen karet.

Tinggal di bawah atap yang sama menjadikan kami tak hanya teman ataupun geng namun seperti saudara sendiri. Berangkat sekolah bersama, kebetulan sekolah kami berdampingan. Berkumpul sepulang sekolah, menonton TV bersama, bercerita tentang cinta monyet atau sekadar berbincang tentang hal-hal konyol. Banyak hal yang terjadi, suka maupun duka kami lewati bersama. Hal paling mengesankan saat jalan-jalan bersama meluangkan waktu sejenak dari kesibukan masing-masing. Bahkan menghabiskan waktu berbincang di kafe berjam-jam. Menikmati perbincangan hingga lupa waktu.



Hal yang paling aku syukuri saat bertemu dengan mereka adalah bisa saling berbagi cerita. Saat aku sedang mendapati masalah, mereka selalu menguatkan aku. Bahkan tak hanya aku yang bersedih, mereka juga seperti merasakan apa yang aku rasakan. Ikut bersedih, seolah–olah mengerti apa yang aku rasakan saat itu. Benar, teman selalu memberikan hal yang paling berarti. Tak pernah meninggalkan saat aku sedih maupun senang. Selalu menjadi tempat bersandar terbaik, mendengarkan segala keluh kesah hingga mulut berbusa dan meneteskan air mata.

Waktu pun berlalu, pada akhirnya tetap saja kami akan dihadapkan pada perpisahan. Pada dasarnya setiap pertemuan pasti akan meninggalkan kenangan dan berbekas, namun hal yang paling menyedihkan adalah tak ada waktu untuk kami berkumpul dan berbincang lagi. Tetapi perpisahan tak selalu menyedihkan, karena di sana kami dapat mengenang sesuatu. Hingga saatnya menjadi sejarah tersendiri untuk masing-masing dari kami.

Pertemuan yang berarti untukku, memberikan banyak pelajaran tentang arti pertemanan sesungguhnya, walaupun hanya dengan jangka waktu yang terbilang singkat. Aku berharap temanku tak melupakan aku seperti aku yang tak mungkin melupakan mereka. Mengenang setiap cerita, lalu saling bercerita lagi saat bertemu. Memberikan kesan tersendiri dan mengenangnya membuat gelak tawa.  



Setahun setelah kelulusan kami bertemu lagi di tempat yang sama, di kos-kosan tempat kami tinggal dulu. Pertemuan kali ini memberikan kesan tersendiri. Bagaimana tidak sudah setahun lamanya tak berjumpa. Kami memang bukan tipe orang yang selalu menghubungi setiap saat lewat telepon.

Mungkin hanya beberapa kali kami berbincang lewat telepon, bukan berarti kami saling melupakan. Tetapi tak afdol rasanya jika hanya berbincang melalui telepon genggam. Di saat pertemuan itu banyak sekali yang kami perbincangkan. Entah apa saja, tidak ada kata-kata yang direncanakan, mengalir begitu saja.



Seiring berjalannya waktu kami akan berpisah dengan teman-teman lama. Bukan berarti berpisah dan bertemu orang–orang baru membuat kami lupa dengan yang lalu. Tetapi membuat kami semakin sadar arti pertemanan sesungguhnya. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan temannya, seperti aku.

Aku bukan tipe orang yang selalu intens menghubungi teman-temanku. Tetapi saat kami bertemu kembali mari berbincang tentang banyak hal hingga lupa sekeliling. Menertawakan diri sendiri di masa lalu atau sekadar mengenang kebersamaan dengan mereka.

(vem/nda)