Kasih Ibu Tak Akan Pernah Berkurang Meski Anak-Anaknya Sudah Menikah

Fimela Editor diperbarui 21 Jul 2021, 12:52 WIB

Pernahkah engkau membayangkan bagaimana jika menjadi orangtua? Hal apa yang harus dipersiapkan untuk masa depan anak, agar kehidupan mereka bahagia? Apakah mempersiapkan uang yang banyak? Apakah mempersiapkan aturan supaya anak tidak nakal nantinya? Apakah mempersiapkan lingkungan yang bagus untuk kesehariannya, serta apakah apakah yang lainnya yang ada di otak orangtua yang tujuannya untuk kebaikan anaknya kelak. Setiap orangtua pastinya memberikan yang paling baik untuk anak-anaknya. Termasuk kedua orangtuaku, khususnya ibuku. Terlebih setelah meninggalnya ayah, ibu dengan caranya sendiri memberikan cintanya kepada anak anaknya. Cinta yang ibu berikan ke kami (kakak, aku dan juga adikku) banyak bentuknya, mulai dari melakukan hal yang belum pernah ia kerjakan sebelumnya, memberikan pengertian tentang kondisi kami setelah ayah meninggal, menguatkan kami dengan sikapnya yang tegar, meskipun aku tahu bahwa ibu juga rapuh. Memberikan contoh yang sederhana dengan saling berbagi, membimbing kami untuk mengenal agama dan masih banyak cinta yang lainnya.

Kata orang setelah menikahkan anaknya tugas orang tua sudah selesai. Namun itu sepertinya tidak berlaku pada ibuku. Buktinya setelah aku menikah beliau masih juga perhatian kepadaku. Menasihatiku untuk menjadi istri yang baik. Maksud ibuku istri yang baik bukanlah istri yang selalu patuh dengan suami. Kalau suami menyuruh hal yang tidak baik ya jangan dilakukan, yang pasti suami harus diingatkan, hehehe. Aku tahu apa makna dari perkataan itu. Karena dulu ibu terkadang bercerita ke aku tentang sikap ayahku. Ah... aku jadi rindu ayah. Apapun bentuk, sikap, dan sifatnya, ia tetaplah ayahku. Dia mungkin punya cara tersendiri untuk mencintai keluarganya yang mungkin tak seorangpun tau.Di usiaku yang ke 26 tahun akhirnya aku menikah dan setelah 11 bulan pernikahan akhirnya aku hamil. Kabar yang sangat menggembirakan bagiku dan juga ibuku. Meskipun ia telah dikaruniai dua cucu dari kakak pertama dan satu cucu dari kakak keduaku. Dua keponakan dari kakak pertamaku dirawatnya dari kecil, dari setelah melahirkan hinggal usia mereka 1 tahun lebih. Sebab kakak iparku bekerja menjadi seorang guru TK yang tak bisa menjaga anak-anaknya ketika bekerja. Sungguh ibu mempunyai kekuatan cinta yang luar biasa. Setelah dulu merawat anaknya sekarang pun masih mau merawat cucu-cucunya tanpa mengeluh dan tanpa pamrih. Tepat pada tanggal 12 Mei 2016 aku telah melahirkan bayi perempuan mungil yang sangat cantik. Panjang 50 cm dan berat 3,4kg dengan persalinan normal. Sungguh luar biasa perjuangan dalam melahirkan putri pertamaku ini. Sehari sebelum persalinan perut terasa ketarik-tarik, yang orang bilang dengan sebutan kontraksi saat proses pembukaan. Bagi kalian seorang wanita yang pernah melahirkan pasti bisa merasakan bagaimana rasa sakit kontraksi itu. Tidur tidak enak, makan juga tidak enak karena terus kepikiran bagaimana proses persalinan dan sakitnya perut.

Kuucap rasa syukur alhamdulillah kepada Allah SWT karena dengan selalu berdoa dan berzikir kepada-Nya aku bisa melewati proses itu dengan lancar. Jarak antara kontraksi dengan keluarnya si jabang bayi tidak lebih dari 12 jam. Jam 1 malam perut kontraksi dan jam 9 pagi dia sudah melihat indahnya dunia. Sungguh luar biasa perjuangan itu, mungkin itulah alasan kenapa surga ada di telapak kaki ibu. Perjuangan yang mempertaruhkan nyawa, antara hidup dan mati. Kugendong bayi mungilku itu dengan penuh kebahagiaan, kubelai pipi merahnya dengan penuh kasih sayang hingga tak terasa air mataku jatuh. Tangis haru kebahagiaan. Kini tugasku menjadi bertambah. Yang dulunya cuma seorang istri sekarang menjadi seorang ibu. Aku merasakan takut dan khawatir, apakah aku bisa menjadi ibu yang paling baik untuk bayi ini. Namun rasa khawatir itu hilang saat kuingat nasihat dari ibuku, "Setiap anak pasti mempunyai rezeki sendiri, jadi jangan takut, percaya bahwa Allah punya rencana dan kita hanya perlu menjalankannya dengan baik." Pernah juga terpikir olehku pertanyaan, "Apakah aku bisa menjadi ibu seperti ibuku? Menjadi ibu yang kuat dan bisa memberikan cinta terbaiknya untuk anak-anaknya dalam keadaan apapun. Yang dengan ikhlas dan kuat merawat serta membimbing anak-anaknya untuk mencapai cita-citanya." Memang benar kata pepatah, "Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah." Ibu akan selalu ada di samping anaknya di kala susah dan senang, selalu berdoa dalam sujudnya. Namun aku sebagai anak akan selalu memberikan yang terbaik untuk ibuku, meskipun itu tidak sesempurna cintanya yang telah ia berikan kepadaku.

(vem/nda)