6 Bulan Minum Jus Kemasan, yang Dialami Wanita Ini Tragis

Fimela diperbarui 26 Sep 2018, 13:34 WIB

Jus buah memang menyegarkan dan kaya manfaat. Tapi, jika jus buah dikonsumsi setiap hari, ini tentu tidak baik buat kesehatan. Apalagi, jika jus ini merupakan jus kemasan yang kemungkinan besar mengandung bahan pemanis buatan, bahan pengawet dan bahan-bahan berbahaya lainnya.

Bahaya dari terlalu sering mengonsumsi jus kemasan juga dialami seorang wanita berusia 28 tahun asal Singapura bernama Titinlismawati ini. Melansir dari laman worldofbuzz.com, Titin meninggal dunia setelah mengonsumsi jus kemasan selama 6 bulan terakhir.

Dari beberapa laporan yang ada, Titin mengonsumsi jus kemasan karena ia percaya jus tersebut bisa menyembuhkannya dari sakit asam urat. Ya, beberapa waktu lalu, dokter mendiagnosanya menderita asam urat. Untuk mengurangi rasa sakit akibat asam urat, Titin pun mengonsumsi jus buah kemasan berwarna ungu yang diproduksi dari Malaysia.

Sebelumnya Titin percaya bahwa jus ini bisa mengobati sakitnya. Rasa percaya itu muncul setelah sang ayah yang juga menderita asam urat akhirnya sembuh setelah mengonsumsi jus tersebut kurang lebih sebanyak 2 kali. Tapi, karena sang ayah curiga dengan jus buah itu, ia pun menghentikan konsumsi jus buah itu.



Pada Kamis malam, 20 September 2018, Titin mengeluh punggungnya sakit. Keesokan harinya, ia pun memeriksakan diri ke dokter. "Dokter mengatakan jika dia menderita flu berat. Dia kemudian minum obat sesuai resep dokter. Tapi setelah kembali ke rumah, ia mengalami kesulitan bernafas. Ia juga terengah-engah hingga tak sadarkan diri," ungkap Ayahnya.

Ayah Titin sempat melakukan CPR dan membawanya ke rumah sakit setempat. Sayang, pukul 9 malam, wanita 28 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya. Pihak keluarga curiga bahwa kematiannya erat kaitannya dengan kebiasaan konsumsi jus kemasan selama ini. Pihak keluarga meminta dokter untuk melakukan beberapa tes terhadapnya.

Diketahui, jus yang rutin dikonsumsi Titin ini sebenarnya sudah dilarang beredar sejak tahun 2017 karena ditemukan beberapa kandungan yang berbahaya buat kesehatan. Di Brunai Darussalam, jus kemasan tersebut juga sudah ditarik dari pasaran sejak awal bulan Juni 2018 lalu.




(vem/mim)