Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Menikah adalah impian dan tujuan hidup setiap wanita dan pria. Persiapan yang matang bisa membuat acara sakral menjadi semakin berkesan. Banyak suka dan duka dalam menyiapkan pernikahan impian. Hubungan kami long distance relationship, berbeda pulau antara Sumatra dan Jawa. Tetapi kami tetap ingin membuat acara yang berkesan untuk keluarga dan tamu undangan.
Mengenal pasangan selama kurang lebih 5 tahun membuat kami mantap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Persiapan dibuat sejak jauh hari walaupun hanya komunikasi hanya via telepon. Ini juga merupakan tantangan besar. Karena saya tidak bisa banyak terlibat langsung.
Kami pun mengambil kesepakatan untuk desain undangan dan souvernir diserahkan kepada saya. Lucunya untuk undangan saya memesan di depan kampus tempat saya kuliah dan bisa langsung follow up jika ada kekurangan. Lokasi yang dekat, membuat saya bisa tiap saat mampir, dan cukup membuat khawatir karena dalam prosesnya ada beberapa hal yang membuat saya harus bersabar.
Untuk perburuan souvernir saya berkeliling Jakarta. Sebagai pendatang, saya mencari-cari di Asemka hingga Jatinegara. Seru pastinya dan capek pada akhirnya. Alhamdulillah satu per satu perlengkapan terpenuhi. Dengan budget terbatas kami harus pintar-pintar memilih. Untuk jasa penyewaan baju di kampung halaman kami cukup mahal, setelah dihitung-hitung sama dengan membeli. Akhirnya saya pun bergerilya ke Tanah Abang untuk membeli kebaya dan pakaian untuk mempelai pria yang bisa digunakan di akad.
Untuk urusan katering, baju adat resepsi serta pakaian yang akan dipakai keluarga dan pengiring pengantin saya serahkan kepada calon suami dan keluarga di Palembang. Tentu saja saat memilih komunikasi ditentukan via telepon seperti dekorasi apa yang akan dipakai, warna baju dan sebagainya. Akhirnya saya mendapatkan izin kerja, kesempatan ini saya gunakan untuk pulang kampung.
Fitting baju, testing food sampai foto prewedding. Dan yang terpenting latihan menari. Ya, karena adat Palembang saat pernikahan mempelai wanita menari pagar pengantin. Ini merupakan filosofis yang berarti perpisahan pengantin wanita kepada keluarganya dan memohon izin untuk membentuk keluarga baru, sekaligus tari penyambutan kepada seluruh tamu undangan.
Sebagai anak bungsu, saya dan suami banyak mendapat nasihat mengenai pernikahan bahwa pasti banyak perselisihan kecil sampai besar dalam mempersiapkan pernikahan hingga munculnya orang-orang yang pernah dekat dengan kita. Dan semuanya benar adu argumentasi mengenai persiapan merupakan bumbu kecil di antara keseruan kami menyambut hari H pernikahan kami.
Alhamdulillah 24 Januari 2009 kami melangsungkan akad nikah dan keesokan harinya resepsi pernikahan yang dihadiri banyak kerabat, teman dan tamu undangan lainnya. Sekarang kami sudah dikaruniai 2 anak dan perjalanan cinta ini akan kami ceritakan kepada anak cucu kami.
- Suka Duka Menyiapkan Pernikahan Tanpa Bisa Cuti dari Kantor
- Pernikahan Tertunda 3 Tahun demi Mengikhlaskan Kakak-Kakak Menikah Dulu
- Ingin Pernikahan yang Berkesan, Tetap Harus Memikirkan Anggaran
- Karena Tahu Ribetnya Menikah, Diajak Tunangan Malah Sempat Minta Pisah
- Pindah Keyakinan demi Pernikahan, Tapi Restu Masih Belum di Tangan