Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Kami berkenalan sejak 2016, menjalin hubungan yang tidak terlalu serius karena saat itu aku dan dia masih sama-sama sekolah. Baru 2 tahun belakangan kami mulai serius membicarakan pernikahan. Awal mengurus rencana pernikahan pertama begitu sulit, ya dia dan keluarganya melamarku ketika mamaku baru saja dipanggil Yang Maha Kuasa. Aku tak mampu menjawab karena kondisiku yang masih belum bangkit dari keterpurukan selepas kepergian mama.
Desakan dari keluarganya terus muncul, sampai kami berdua disidang dan ditanyakan kepastian hubungan kami. "Kalau mau serius ya serius tahun ini, kalau tidak kami diminta selesai." Aku begitu terpojok saat itu, tapi dengan membulatkan hati aku menerima pinangan mereka. Bukan satu hal yang mudah karena proses demi proses harus kami lewati, karena kami memilih menikah secara adat Batak, suku asal kami.
Bagi suku Batak, dalam pernikahan peran orangtua itu sangat penting, kebetulan ayahku juga sudah dipanggil Tuhan sejak 22 tahun lalu. Jadi aku begitu kesulitan mencari sandaran tempat mengadu atau sekadar bertukar pikiran tentang langkah-langkah yang harus kutempuh. Bersyukur Tuhan buka jalan abangku mau sedikit membantuku mengurus semuanya, tapi untuk untuk hal yang menyangkut biaya semua diserahkan padaku. Rasanya mau teriak, “Mamaaa, bapaa, seandainya kalian di sini, anak bungsu kalian mau menikah ini." Aku seringkali berontak. Tapi aku berpikir, untuk apa?
Masalah demi masalah bermunculan, aku pun jadi sering mengalami konflik dengan calon suamiku, karena hal sepele sekalipun. Pernikahan adat yang rumit, biaya yang tidak sedikit yang harus kami berdua penuhi, permasalahan keluarga yang tidak ada habisnya menjadi pemicu perdebatan demi perdebatan. Tapi satu hal yang aku tahu, ini akan berlalu dan menjadi kisah indah yang akan kuceritakan ke anak cucuku kelak, menjadi kenangan yang akan kami bagikan kepada pasangan muda-mudi lain yang akan melangsungkan pernikahan dan menghadapi “kegalauan” yang sama dengan kami.
Aku mau berjuang lewati proses yang masih berjalan ini, karena ini pun akan membuat kedua orangtuaku di surga tersenyum bangga melihat anak bungsunya mampu melewati tahap kehidupan yang satu ini.
- Pernikahan Sempat Dibatalkan karena Merasa Salah Langkah
- Selama Pernikahan Didasari dengan Niat Baik, Semua Hambatan Pasti Teratasi
- Tak Memiliki Calon Ayah Mertua Jadi Bagian Suka Duka Persiapan Nikahku
- 3 Bulan Persiapan Nikah, 3.000 Tamu Undangan Hingga Ikhtiar Menangkal Hujan
- Cinta Pertama Mendadak Muncul, Saat Aku Sudah Dilamar Pria Lain
(vem/nda)