Bersabar dalam Penantian, Yakin Saja Jodoh Terbaik Pasti Disegerakan

Fimela diperbarui 18 Sep 2018, 13:45 WIB

Tidak ada yang baik-baik saja bagi perasaaan wanita yang telah berusia 25 tahun. Pertanyaan-pertanyaan horor tentang, "Kapan? Mau nunggu yang bagaimana lagi? Nanti keburu tua loh, kamu terlalu milih-milih sih," dan sebagainya, sering kali menghantui pikiran terlebih perasaannya. Sedih? Kesel? Pengen marah? Tentu saja, tapi perihal jodoh itu mutlak kekuasaan Allah.

Kita sebagai hamba-Nya yang beriman berusaha untuk meyakini dan selalu berbaik sangka pada Allah. Segala hal yang terjadi dalam hidup kita adalah suratan takdir dari yang Maha Kuasa, sebagai wanita muslimah kita hanya bisa berusaha dengan cara berdoa dan memperbaiki diri, untuk hasilnya kita pasrahkan sepenuhnya kepada yang menjadikan hidup.



Aku berusaha selalu berbaik sangka pada Allah, mungkin dalam penantian ini Allah sedang melatihku untuk terus sabar dan aku meyakini Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik bagiku nantinya. Dalam keluarga sebagai anak pertama tentulah kedua orangtuaku sangat mengharapakan agar aku segera dipinang oleh lelaki yang sholeh, beliau sudah merindukan cucu yang lucu untuk meramaikan isi rumah dan berebut mencabut uban(hehe becanda).

Pertanyaan tentang kapan terus berdatangan dari saudara, tetangga, teman, dan sebagainya, lalu aku hanya menjawab, "Mohon doanya saja agar disegerakan dan diberi yang terbaik." Dalam hati aku menangis sejadi-jadinya, menjerit, ingin mengatakan pada semuanya, "Wahai… Andai mereka tahu perihal jodoh itu hanya Allah yang bisa mendatangkan dan aku pun sudah ingin sekali menikah."

Sering aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja, tapi justru dalam hati aku merasa tidak ada yang baik-baik saja selama janur kuning belum melengkung di depan rumah. Namun aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia dan menjadi terpuruk hanya karena omongan orang-orang. Aku memanfaatkan waktuku untuk melanjutkan kuliah dengan tujuan sebagai madrasah pertama bagi anak-anakku kelak, karena seorang anak yang cerdas itu dilahirkan dan dididik oleh ibu yang cerdas pula.



Kemudian aku mengajar di sebuah sekolahan, mengajar anak-anak untuk mengajari diriku sendiri sebagai bekal menjadi ibu yang baik. Tetapi itu semua juga kulakukan untuk menyibukkan diri, membunuh segala perasaan sedih yang datang atas pertanyaan-pertanyaan kapan menikah yang kadang membuatku tidak nyaman.

Beberapa kali gagal menjalin hubungan dengan lelaki membuatku kadang lebih hati-hati dalam mengambil keputusan, aku juga sudah pasrah nurut pada orangtua apabila hendak dijodohkan. Aku mengerti perasaan orangtua yang memiliki anak gadis yang umurnya sudah kunjung dewasa tetapi masih sendiri. Mungkin mereka malu terhadap tetangga, keluarga karena anaknya jadi bahan omongan orang, dibilang tidak lakulah, terlalu pilih pilihlah, pendidikannya terlalu tinggilah sehingga takut lelaki mau melamar, dan omongan-omongan lain. Tetapi orangtuaku selalu memberi semangat dan menentramkan hatiku bahwa setiap orang sudah diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan, kita hanya tinggal menunggu ketetapan itu datang dengan terus berdoa dan berbuat baik.



Terakhir kepada wanita-wanita yang masih sendiri di luar sana jangan bersedih dan khawatir sebab jodoh pasti datang pada saat yang tepat. Selalu berbaik sangka pada Allah, terus memperbaiki diri dalam ketaatan dan selalu menjaga diri, karena apabila kita sedang memperbaiki diri insyaallah jodoh kita di sana juga sedang memantaskan diri untuk kita. Kepada orang-orang yang selalu bertanya kapan kepada wanita yang belum menikah, lebih baik kalian mendoakan saja dan tidak perlu menghina.



(vem/nda)
What's On Fimela