Review: Novelet Wesel Pos - Ratih Kumala

Fimela diperbarui 14 Sep 2018, 19:30 WIB

Judul: Wesel Pos
Penulis: Ratih Kumala
Penyelia naskah: Mirna Yulistianti
Ilustrasi sampul: Orkha.id
Ilustrasi isi buku: Ratih Kumala
Setting: Fitri Yuniar
Cetakan pertama, Juni 2018
Gramedia Pustaka Utama

Ada dua jenis orang yang hidup di Jakarta. Pertama adalah orang sakti, mereka adalah orang yang akan bertahan hidup sebab ‘ilmu’ mereka sudah tinggi. Kedua adalah orang sakit, yang akan mati ditelan kekalahan di kota ini. Elisa datang ke Jakarta membawaku, sebab di atas tubuhku tertulis alamat kakaknya yang selama ini mengiriminya uang melalui aku, si Wesel Pos. Apakah dia akan menjadi orang sakti atau orang sakit? Sungguh tipis perbedaan menjadi sakti dan sakit.

***

Berbekal HP butut dan sebuah wesel pos, Elisa nekat pergi ke Jakarta. Ia ingin mencari kakaknya, Ikbal Hanafi. Sudah dua tahun belakangan, Ikbal tak pernah menelepon dan hanya mengirim wesel pos saja setiap bulannya. Elisa ingin menyampaikan kabar soal wafatnya sang ibu. Ikbal tak bisa ditelepon karena nomor HP-nya sering berubah-ubah, sehingga Elisa terpaksa pergi ke Jakarta dengan bekal seadanya.



Elisa nekat berangkat dari Purwodadi ke Jakarta dengan naik bus. Sama sekali tak tahu seluk beluk ibu kota, Elisa malah kena sial di hari pertamanya sampai di sana. Beruntung masih ada polisi baik hati yang mengantar Elisa ke alamat seperti yang tertulis di wesel pos.

Hanya alamat di wesel pos kiriman kakaknya lah yang jadi bekal Elisa mencari kakaknya. Tapi begitu sampai di alamat tersebut, dia masih dilanda kebingungan. Beruntung ada Fahri yang tampaknya mengenal Ikbal. Hanya saja bukannya langsung mengajak Elisa untuk ketemu Ikbal, dia malah membawanya ke rumah susunnya.

Ada sesuatu yang disembunyikan oleh Fahri. Ada rahasia yang selama beberapa waktu belakangan disembunyikan oleh Fahri. Bahkan ada kaitan kuat dengan sosok Ikbal yang sekitar dua tahun belakangan tidak menelepon Elisa.

Novelet ini begitu unik karena dituturkan dari sudut pandang wesel pos. Anak-anak zaman sekarang mungkin tak tahu bagaimana bentuk wesel pos. Bahkan mungkin sudah tidak ada lagi yang menggunakannya. Tapi bagi keluarga Elisa, wesel pos memegang peranan penting. Dengan bantuan wesel pos, Elisa dan ibunya bisa selalu mendapat kiriman uang setiap bulan dari Ikbal.



Karakter-karakter yang dihadirkan di novelet ini sangat mewakili gambaran kehidupan Jakarta. Soal siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang malah memperdaya. Juga ya, hanya ada dua jenis orang yang hidup di Jakarta. Orang sakti dan orang sakit. Nasib masing-masing orangnya pun ditentukan bagaimana mereka bisa bertahan di tengah kerasnya kehidupan ibu kota.

Wesel Pos ini bisa dibaca dalam sekali duduk. Ceritanya tidak terlalu panjang tapi sudah cukup mengaduk-aduk perasaan. Nggak kebayang bagaimana nasib Elisa dengan akhir cerita yang seperti itu.

(vem/nda)
What's On Fimela