Namaku Annisa, aku baru saja putus dengan mantan pacarku 11 bulan yang lalu, namanya Alif Adam. Kami sudah menjalin hubungan selama 3 tahun 10 bulan, dan kami harus mengakhiri hubungan kami 2 bulan sebelum kami genap 4 tahun berpacaran.
Rasanya sangat aneh jika aku membahasnya, karena dia adalah patah hati terhebatku. Bagaimana tidak kami putus karena dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri, dan mereka masih menjalin hubungan sampai sekarang, sangat lucu kan kedengarannya? Dua orang yang kamu percaya di dalam hidupmu mampu mengkhianatimu.
Akhirnya aku tahu bagaimana rasanya hari-hari setelah patah hati. Pagi hari saat kubuka mata, tak lagi kutemui pesanmu di sana. Nyeri di dadaku masih sangat terasa. Tapi untuk menyapamu, sekarang aku tak punya hak apa apa.
Kemudian siang mulai menjelang, hampa mulai terasa, segalanya terlihat berbeda, masih tak ada kamu. Seharusnya aku mulai terbiasa, aku hanya bisa mengulum senyum penuh pura pura, bersikap seperti baik baik saja.
Akhirnya malam tiba juga, biasanya kami akan saling bercerita tentang apa saja yang telah kami lalui sepanjang hari. Tertawa sampai masing-masing bersiap memejamkan mata, sedangkan yang saat ini terjadi, hanya aku yang menangisi keadaan yang terjadi seorang diri. Bahagiamu berganti secepat itu di saat aku masih berusaha dengan susah payah mengobati lukaku.
Aku selalu mengerti bagaimana hubungan dia dengan sahabatku, karena aku selalu stalking media sosialnya dengan menggunakan akun palsu yang kubuat, stalker yang handal bukan? hehe.
Aku juga selalu mencari bagaimana kabarnya melalui temanku, namanya Azkar Dzikra, Azkar adalah sahabatnya Alif. Azkar sendiri pernah menyukaiku, tapi aku mencoba tidak peka dengan segala kodenya karena aku tidak mau merusak persahabatannya dengan Alif saai itu.
Aku selalu menanyakan bagaimana kabarnya, bagaimana dia di kampusnya, apa kegiatannya saat ini, apa yang dia lakukan sepulang dari kampus, apa kesukaannya saat ini, ya intinya aku masih sangat peduli padanya dan aku merasa hal itu menyakiti Azkar tapi tetap aku lakukan, bukankah itu jahat?
Padahal sudah 6 bulan berjalan kami menjalani kehidupan masing-masing tapi tetap saja aku masih berharap bahwa kami masih bisa menjalin hubungan kembali, memang aku bodoh, sudah jelas aku dikhianati.
Hingga pada suatu hari Azkar mengungkapkan perasaannya padaku, aku masih belum bisa menjawabnya, bukan bermaksud menggantungkan dia tapi karena aku masih belum bisa move on. Dan Azkar berkata akan setia menunggu jawabanku. Malam harinya aku stalking IG Alif, dia menghapus fotonya dengan sahabatku itu, aku luar biasa senangnya.
Namun, setelah dua minggu dia mengunggah foto dengan cewek baru lagi, dan ternyata itu pacar barunya, aku sangat sedih melihatnya, konyolnya aku masih terus stalking IG nya yang dipenuhi dengan foto berduaan sama pacar barunya, walau itu membuatku sedih.
Azkar menghiburku saat sedih, dia selalu ada buat aku, dan dia mencoba untuk menasihatiku, "Berhenti untuk stalking orang yang nyakitin kamu, mana mungkin kita bisa berhenti sakit hati dan terluka jika kita terus terusan stalking dia karena kunci utama move on adalah berhenti mencari tahu."
Setelah kejadian itu, aku mulai menyadari bahwa Azkar menyayangiku dengan tulus, akupun menanyakan pada Azkar apa dia masih menunggu jawaban dari pengakuannya waktu itu, iya jawabnya, dengan tegas aku jawab aku menerima dia.
Kadang kita harus berani memutuskan untuk jatuh cinta pada orang baru, agar kita tidak menjadi sesuatu yang terjebak di masa lalu. Masa lalu terkadang memang suka membuat kita ragu untuk melangkah maju, menghalagi kita memulai hal baru, dan saat itu terjadi, kita dituntut tegas pada diri sendiri, terus menetap pada hal hal yang tidak lagi dimiliki, atau mencoba langkah baru untuk mencoba langkah baru untuk kembali memiliki. Pikirkanlah dengan matang.
Kini aku sudah 5 bulan berpacaran dengan Azkar, dan aku bahagia memiliki dia. Satu hal yang harus kamu tau, kenangan tidak perlu kamu hilangkan, karena ia akan selalu pulang bersama ingatan. Meski kadang ia datang pada waktu yang tidak kamu inginkan.
- Dua Minggu Jelang Pernikahanku, Ayah Calon Suamiku Berpulang Selamanya
- Utang Sana-Sini demi Pernikahan Meriah Tapi Malah Berujung Derita
- Dijodohkan dengan Pria 11 Tahun Lebih Tua, Pernikahan Hampir Kubatalkan
- Cobaan Jelang Pernikahan: Souvenir Salah Cetak Hingga Ditipu Rp20 Juta
- Melamarlah Saat Sudah Benar-Benar Siap Menyiapkan Pernikahan