Lagi sibuk menyiapkan pernikahan? Atau mungkin punya pengalaman tak terlupakan ketika menyiapkan pernikahan? Serba-serbi mempersiapkan pernikahan memang selalu memberi kesan dan pengalaman yang tak terlupakan, seperti tulisan sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #Bridezilla ini.
***
Menikah adalah sebuah ujung hal yang sangat dinanti bagi kekasih yang menjalin hubungan serius. Sebuah ikatan yang dapat menghalalkan semua. Menyatukan dua insan yang berbeda dalam sebuah ikatan pernikahan. Setiap pasangan pasti menginginkan sebuah acara pernikahan yang meriah dan berkesan hingga dapat dikenang sampai akhir hayat. Karena pernikahan adalah awal dari kehidupan berumah tangga. Mungkin tidak semua pasangan menginginkan sebuah acara pernikahan yang meriah dan wah, tetapi pasti akan ada momen yang dapat diingat dari menikah itu sendiri.
Ini adalah pengalaman yang aku alami selama aku mempersiapkan sebuah pernikahan. Usia pernikahanku masih sangat muda. Aku baru menikah sekitar setahun yang lalu. Setelah melakukan akad nikah aku tidak langsung melakukan resepsi pernikahan. Selang empat bulan setelahnya aku baru melaksanakan resepsi pernikahan.
Menyiapkan semua itu memang tidaklah mudah dan cepat. Terkadang emosi pun harus ikut campur dalam persiapan menuju ke resepsi pernikahan. Apalagi di saat seperti itu calon suami tidak ada di dekatku. Ya calon suamiku bekerja di luar kota. Sehingga, dia tidak dapat membantu secara maksimal karena pekerjaannya, sementara itu dia juga memikirkan persiapan acara di rumahnya juga untuk boyongan manten. Tapi aku bisa mengerti semua itu.
Dulu ketika kedua kakakku menikah aku ikut membantu dalam persiapan pernikahan mereka. Tetapi ketika aku akan menikah, aku harus sedikit pusing mempersiapkannya, karena kedua kakakku tidak bisa 24 jam membantuku. Bukannya mereka tidak membantu, hanya saja mereka sudah jauh dari rumah jadi tidak bisa on 24 jam dalam membantu, dan aku mengerti dengan itu.
Pernikahan ternyata tidak hanya menyatukan sepasang calon suami dan istri saja, tetapi pernikahan itu menyatukan dua keluarga calon pasangan suami istri yang berbeda prinsip, pola pikir dan kebiasaan hidup. Terkadang dari keluarga perempuan ingin ini tapi dari keluarga laki-laki ingin seperti itu. Ya tidak jauh dari calon-calon pengantin lain, persiapan pernikahanku pun juga diwarnai perbedaan pendapat dan keinginan.
Sebenarnya tidak banyak perbedaan yang kami masalahkan. Kedua keluarga kami hanya mempermasalahkan tempat acara pernikahan. Tetapi entah kenapa itupun sedikit membuatku pusing. Dari pihak keluargaku menginginkan acara resepsi pernikahan diadakan di gedung karena mengingat rumah kami tidak cukup untuk menampung tamu-tamu kami, tetapi dari pihak calon suamiku menginginkan acara resepsi diadakan di rumah saja. Perbedaan ini menjadi pembahasan di beberapa pertemuan keluarga kami. Untungnya pembahasan ini tidak harus berlama-lama. Akhirnya acara tetap diadakan di gedung, dan keluarga besan pun juga mau menerimanya.
Dari masalah tempat sudah terselesaikan, maka muncullah persiapan-persiapan yang lain. Bagi yang memiliki uang lebih pasti akan sangat mudah menyerahkan semua perencanaan acara kepada wedding organizer. Sehingga bisa sedikit mengurangi beban calon mempelai. Hehe… karena pendapatanku cuma cukup buat jajan jadi aku dan keluargaku sendiri yang mempersiapkan pernikahanku yang sederhana. Walau mungkin acaranya sederhana ternyata tetap membutuhkan persiapan yang menyita waktu dan tenaga. Dari undangan, souvenir pernikahan, baju pengantin, rias pengantin, dekorasi dan lain sebagainya aku harus mencari mana yang sesuai budget tapi juga bagus hasilnya.
Seperti rias manten dan undangan, aku harus ke satu tempat ke tempat yang lain untuk bisa menemukan yang pas dan sesuai budget. Terkadang aku harus sedikit merepotkan beberapa teman-temanku dalam mencari-cari itu semua. Sebenarnya tidak hanya sedikit merepotkan sih, tetapi mereka teman-temanku sungguh sangat saya repotkan. Bahkan teman-temanku pernah lembur untuk mengepak undangan-undangan yang sudah jadi karena harus segera kami edarkan. Aku beruntung memiliki teman yang mau membantuku.
Mempersiapkan segala keperluan untuk menikah memang sangat melelahkan, menyita waktu dan pikiran, bahkan terkadang emosi ikut bermain-main di dalamnya. Tetapi semua itu akan tergantikan dengan indahnya tali ikatan pernikahan. Sebuah acara resepsi pernikahan adalah kegembiraan tambahan dari rentetan ritual pernikahan.
Menurutku hal yang paling membahagiakan adalah ketika dia mengucapkan, “Saya terima nikahnya dan kawinnya, dst,” di depan wali dan kedua orangtuaku. Mungkin aku tidak berurai air mata saat itu, tapi ternyata hatiku tidak bisa berbohong, aku bergetar di dalam hati dan sangat bahagia. Segala persiapan itu melelahkan, tapi menjadi sangat indah karena itu semua adalah kebahagiaan orang tua dan keluarga besarku.
Itu pengalamanku dalam mempersiapkan pernikahanku. Ternyata aku pun sangat menikmati persiapan itu. Iya memang melelahkan, tapi pasti akan tergantikan dengan raut muka bahagia kita, kedua orangtua kita, kakak-kakak kita, saudara-saudara kita dan senyum para tamu undangan. Bukan karena itu mewah dan megahnya acaranya, bukan itu harus di gedung atau syukuran di rumah, tapi itu adalah di mana kita bisa berbagi rasa bahagia dengan yang lain dan banyaknya doa dari tamu-tamu undangan semua.
- Saya Sunda dan Dia Jawa, Cinta Menyatukan Kami Meski Keluarga Jadi 'Drama'
- Debat dengan Ortu dan Camer Soal Persiapan Nikah Memang Menguras Emosi
- Hubungan 7 Tahun Ingin Kuakhiri demi Pria Lain, Apakah Ini Egois?
- Untuk Benar-Benar Siap Menikah, Harus Berani Keluar dari Keterpurukan
- Mas Kawin Rp99 Ribu 12 Dolar, Ada Kisah Tak Terlupakan Jelang Pernikahanku