Tuhan Memberiku Rasa Kecewa Agar Tak Terluka Lebih Dalam karena Cinta Semu

Fimela diperbarui 02 Sep 2018, 11:00 WIB

Dear Vemale, kenalkan namaku Vhea. Sekarang aku berusia 26 tahun. Kejadian yang akan aku ceritakan ini, aku alami saat kuliah beberapa tahun lalu.

Aku punya kekasih saat kuliah. Hubungan kami waktu itu LDR. Dia kuliah di Jakarta sedangkan aku di Jogja. Hubungan kami selalu mengalami fase putus-nyambung. Dan kejadian yang akan kuceritakan ini adalah hubungan kami yang terakhir.



Singkat cerita kami putus. Penyebabnya sama, komunikasi. Dia selalu mendadak hilang dan sangat susah dihubungi saat di Jakarta. Jujur saja, laki-laki ini adalah pacar pertamaku. Aku berkomitmen penuh atas hubungan ini. Bahkan aku sempat berpikir, hubungan kami akan langgeng dan sampai menikah. Jadi wajar, ketika kami putus waktu itu, aku masih berharap dia kembali.

Aku galau dan merasa tidak percaya diri. Apa aku jelek? Apa sifatku menyebalkan? Apa aku punya banyak kekurangan? Kenapa dia selalu tiba-tiba menjauh? Kamu bisa bayangin? Berkali-kali menjalin hubungan dengan orang yang sama, ending-nya pun sama. Ditinggalkan.

Aku pun mengalihkan semua rasa sakit hatiku, fokus pada kuliah juga organisasi kampus. Tapi semua itu tidak mudah, butuh waktu hingga 2 tahun. Sampai rasa sakitnya benar-benar hilang. Tapi aku tidak menyesal, sungguh. Mengingat saat aku lulus, aku mendapat gelar sebagai lulusan terbaik di tingkat fakultas.

Lalu, akhirnya semuanya terjawab. Beberapa bulan lalu, empat tahun pasca kami putus. Dia menghubungiku via WA, alasannya klise. Katanya, "Aku mimpiin kamu."



Awalnya aku hanya diam, tidak menanggapi segala chat-nya. Hingga pada akhirnya aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak bertanya, ke mana dia selama ini. Kenapa dia selalu tiba-tiba menjauh.

Alasan pertamanya, karena dia memang tidak bisa LDR. Dia mengakui itu. Alasan lainnya, dia selingkuh atau terpaksa selingkuh. Entahlah. Dia mengaku dijodohkan. Menurut pengakuannya, orangtuanya sangat mendorong agar dia dekat dengan seorang wanita. Karena terbiasa dipaksa dekat, akhirnya mereka berpacaran. Bahkan sudah sampai tunangan.

Aku bertanya kepada dia, "Kalau punya tunangan, buat apa sekarang kamu hubungin aku?" Lalu dia bercerita bahwa tunangannya selingkuh. Bahkan sampai tidur dengan laki-laki lain.

Pertama kali mendengar ceritanya, aku kaget. Ternyata dia sudah menjadi orang yang berbeda. Aku ingin tidak mempercayainya, namun malam itu melalui telepon, ia menceritakan semuanya. Pengakuannya. Aku tidak bisa menceritakan detail di sini, tidak ingin lebih tepatnya.



Aku hanya berharap, siapa pun yang membaca tulisan ini, yang mungkin pernah mengalami hal yang sama. Ingatlah, wanita itu istimewa, wanita istimewa dan berpendidikan tidak pantas untuk disakiti.

Aku akhirnya sekarang mengerti, rasa kecewa adalah salah satu cara Tuhan untuk menyelamatkan dan menjaga diriku waktu itu. So, jika kamu dikecewakan, anggap saja Tuhan sedang menyelamatkanmu. Aku pun benar-benar bersyukur, dua tahun masa terberat itu bisa aku lewati dengan hasil terbaik, yang bahkan tidak terpikirkan dalam benakku sebelumnya.

(vem/nda)