Judul: Nevermoor (The Trials of Morrigan Crow)
Penulis: Jessica Townsend
Penerjemah: Reni Indardini
Editor: Yuli Pritania
Cetakan ke-1, Desember 2017
Penerbit Mizan Media Utama
Morrigan Crow tahu dia akan mati saat berulang tahun ke-12, tepat pada hari Eventide. Seperti halnya anak-anak lain yang lahir pada tahun yang sama, dia dituduh sebagai penyebab semua kesialan di kotanya, dari kematian, cuaca buruk, kekalahan dalam lomba, sampai makanan basi.
Namun, siapa sangka Eventide tiba satu tahun lebih cepat? Dan, siapa sangka pula, bukannya Maut, malah Jupiter North yang menjemputnya, membawa Morrigan kabur ke kota rahasia, Nevermoor.
Sejenak, Morrigan merasa aman. Namun, itu hanya sementara, karena tantangan lainnya telah menanti. Sebagai penduduk ilegal, satu-satunya cara bagi Morrigan untuk tetap tinggal adalah menjadi anggota Wundrous Society. Hanya sembilan anak yang akan diterima di akademi bergengsi bagi anak-anak berbakat itu, jadi, bagaimana mungkin Morrigan bersaing dengan ratusan anak hebat lainnya saat dia sendiri bahkan tidak mengetahui kemampuan yang dia miliki?
Morrigan hanya ingin terlepas dari kutukan Eventide. Dia hanya menginginkan tempat yang bisa disebutnya rumah, orang-orang yang bisa dianggapnya sahabat dan keluarga. Sebegitu sulitkah?
***
Morrigan Crow divonis akan meninggal di usianya yang ke-12. Disebut sebagai salah satu anak terkutuk yang membawa sial serta banyak bencana di kotanya, dia akan mati tepat pada hari Eventide. Tapi siapa sangka hari Eventide tiba setahun lebih awal. Yang artinya Morrigan meninggal lebih awal. Namun, sebuah keajaiban terjadi.
Ketika sedang makan malam di hari ulang tahunnya, Morrigan dijemput oleh seseorang bernama Jupiter. Ia dibawa ke sebuah negeri bernama Nevermoor. Nevermoor merupakan sebuah negeri yang menawarkan kebebasan juga kehangatan yang dibutuhkan oleh Morrigan. Dengan Jupiter sebagai pengayom, Morrigan akan mengikuti tes seleksi untuk bisa masuk ke sekolah khusus bernama Wundrous Society.
Selama tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, Morrigan merasa hidupnya tak pernah benar-benar bahagia. Walau sang ayah adalah kanselir Great Wolfacre, yang terbesar di antara keempat Negara bagian Republik Wintersea, Morrigan tak pernah merasakan cinta yang tulus dan hangat darinya. Belum lagi dengan ibu tirinya yang tampak manis tapi sebenarnya membuat Morrigan merasa tertekan. Syukurlah Morrigan masih punya nenek yang sayang padanya. Bahkan sang nenek telah mengetahui sesuatu yang tak diketahui Morrigan terkait kepergiannya ke Nevermoor.
Morrigan melihat adanya harapan baru di Nevermoor. Setidaknya di sini dia bisa mendapatkan keluarga dan merasakan kehangatan keluarga. Ditambah lagi dengan berbagai keuntungan baru yang bisa ia peroleh bila berhasil lolos masuk ke Wundrous Society, masa depan yang cerah telah menantinya. Tapi hal itu tak didapat dengan mudah begitu saja. Ada serangkaian tes yang harus dilaluinya.
Salah satu tes yang membuat Morrigan cemas adalah Ujian Unjuk Diri. Morrigan sama sekali tak tahu apa bakat dan kemampuan terpendamnya. Bahkan Jupiter pun terus saja menyembunyikan sesuatu. Jupiter hanya memberi semangat agar Morrigan lolos di setiap ujian.
Mengikuti petualangan Morrigan di Nevermoor kita akan ikut merasakan keseruan dunia sihir yang ada di dalamnya. Bahkan setiap ujian yang dilewati Morrigan menyimpan kejutan dan misteri sendiri. Dan yang paling misterius adalah soal sosok Wundersmith. Namanya sering disebut tapi sosok aslinya sungguh penuh misteri. Ia telah membuat banyak kehancuran dan bencana.
Nevermoor bisa jadi bacaan yang menarik untuk para pecinta novel fantasi. Interaksi dan persahabatan Morrigan dengan teman-teman barunya juga sangat menarik. Karakter-karakternya pun cukup unik. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karakternya juga sangat menarik. Ada kejutan yang cukup menghebohkan di akhir ceritanya, yaitu soal kemampuan Morrigan yang ternyata sangat hebat tapi mengandung bahaya.
- Review: Catatan Harian Menantu Sinting - Rosi L. Simamora
- Review: Novel Love & Gelato Karya Jenna Evans Welch
- Review: The Book of IKIGAI (Make Life Worth Living) - Ken Mogi, Ph.D.
- Review: Novel Buku Panduan Matematika Terapan - Triskaidekaman
- Review: Novel Barichalla Karya Khrisna Pabichara
(vem/nda)