Seseorang yang rela mengorbankan dunianya untuk kita bisa jadi dia lah cinta pertama dan terakhir kita. Seperti kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Kisah Pahlawan dalam Hidupmu ini.
***
Mungkin banyak orang yang telah berkorban untuk kita, mulai dari orangtua, anggota keluarga, bahkan para utusan Tuhan yang berkorban untuk umatnya. Tetapi saya secara personal mengalami peristiwa pengorbanan seorang manusia ciptaan Tuhan yang luar biasa, dan tanpa aku tahu, dia menjadi seseorang yang sangat penting dalam kehidupanku sekarang.
Ini kisah tentang pengorbanan seseorang yang sangat mencintaiku. Benar juga jika hidup bukan hanya tentang cinta, tetapi di balik semua itu, semoga ada hikmah yang bisa diambil dari kisahku ini.
Panggil saja dia Ram. Dia lahir di bulan Oktober di Kota Probolinggo. Dia seorang yang pendiam, manis, penurut, dan baik tentunya. Keluargaku dan keluarganya adalah kerabat. Jadi wajar jika kami sudah dekat sejak kecil.
Aku lahir di Kota Malang dan jarak kota kami sekitar 2,5 jam perjalanan. Rumah nenek kakekku ada di Probolinggo, jadi setiap lebaran aku dan keluargaku pergi ke rumah nenek. Saat itulah aku mulai mengenalnya. Aku sering bermain bersamanya, berjalan bersama di sawah, ke sungai, dan berlarian.
Aku dan Ram hanya selisih satu tahun, dia lebih tua dariku. Bertahun-tahun seperti itu, hingga saat kami beranjak dewasa kami menjaga jarak. Tetapi tidak baginya, dia tiba-tiba menghubungiku. Saat SMP kami mulai dekat, dan jujur aku mulai menyukai Ram, begitupun dia. Tetapi aku tidak pernah mau berpacaran, karena aku hanya ingin fokus pada pendidikanku. Hingga SMA, selama 5 tahun dia selalu menghubungiku dan aku juga sering abai. Hingga tiba saat kelas 3 SMA, aku memilih untuk bersamanya karena keteguhannya untuk menantiku.
Saat itulah, kejadian luar biasa baru di mulai. Aku tahu keluarga besar tidak menyetujui hubungan kami karena keluarga kami berkerabat. Tetapi dia tidak menyerah.
Ada suatu masa saat radang rahimku kambuh. Benar-benar hari yang membuatku kehilangan banyak tenaga bahkan untuk berjalan saja susah. Ayahku sedang di kantor, dan aku tidak memiliki orang yang bisa menjemputku pulang sekolah. Ya, zaman dulu belum ada kecanggihan ojek online seperti sekarang.
Ram rela pulang lebih awal dari Probolinggo hanya untuk menjemputku yang sedang sakit. Aku ingat hari itu hujan cukup deras, dan setelah dia menghantarkanku pulang, selang satu jam kemudian dia kembali lagi ke Probolinggo. Jadi total dia berada di jalan adalah 4 sampai 5 jam. Itu pasti melelahkan, tapi tidak pernah mengeluh dan tidak pernah berkata tidak padaku. Itu juga bukan sekali saja, tapi sering sekali dia pulang pergi Malang-Probolinggo hanya untuk menjemputku pulang atau hanya untuk melihat keadaanku.
Puncaknya, yang paling membuatku trenyuh adalah saat dia mulai bekerja di Pandaan di bagian maintenance dan aku masuk rumah sakit untuk menjalani rawat inap selama 3 hari. Saat aku naik ke semester 3, aku juga tahu bahwa dia bekerja shift malam, jadi mungkin dia hanya bisa menjengukku saat sore setelah pagi hari dia istirahat.
Ternyata aku salah, setelah dia pulang jam 7 pagi, Ram langsung ke rumah sakit untuk menjagaku hingga malam, dan setelah itu dia langsung berangkat ke kantornya, lebih hebatnya lagi, butuh waktu 1,5 jam untuk sampai ke kantornya. Dia tidak tidur sama sekali, hingga 3 hari dan aku kebetulan juga sering sendirian. Dia hebat, hingga aku tidak bisa berkata apa-apa.
Hari itu aku menyadari bahwa mungkin aku akan menjadikannya sebagai suamiku. Benar ternyata, setelah aku lulus, dia melamarku menjadikanku sebagai wanita yang paling beruntung karena bisa memiliki Ram. Dia telah berkorban selama bertahun-tahun hanya untuk membuatku menjadi miliknya, aku juga akan melakukan juga, menjadi dia menjadi prioritasku, tentunya setelah Tuhan. Tetapi hikmah yang bisa diambil adalah, jika ada seseorang yang rela mengorbankan dunianya padamu, jangan lewatkan dia sedikitpun, karena bisa jadi, dia yang pertama dan yang terakhir untukmu.
- Kepribadian Introver Bukan Suatu Kelemahan Kok!
- Cerai dari Suami yang Selingkuh, Aku Harus Kuat demi Ibu dan Ketiga Anakku
- Dari Pengorbanan Seorang Ibu, Kita Paham Arti Hidup yang Penuh Perjuangan
- Hubungan Manis 4 Tahun Kandas karena Masalah Mahar dan 'Beda Kelas'
- Terbiasa Hidup dalam Kesulitan Bisa Membuat Hati Lebih Tegar Hadapi Cobaan