Ibu Menjadi Orang Paling Berpengaruh dalam Membantu Mewujudkan Mimpiku

Fimela diperbarui 25 Agu 2018, 10:45 WIB

Ibu adalah sosok paling penting juga berpengaruh dalam keberhasilan putrinya. Seperti kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Kisah Pahlawan dalam Hidupmu ini. Kekuatan dari seorang ibu bisa membantu kita untuk lebih berani mewujudkan mimpi kita.

***

Perkembangan zaman menuntut setiap individu untuk mampu mengubah pola pikir yang lebih maju. Hal ini berkaitan erat dengan modernitas, teknologi yang semakin maju menjadi faktor mengapa individu harus mampu berpikir lebih kritis. Adanya perubahan pola pikir tidak lepas dari pendidikan yang diperoleh.

Pendidikan dianggap sebagai media bagi individu untuk menghadapi perkembangan zaman. Negara dengan tingkat pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Lahirnya seseorang berpendidikan berguna bagi kemajuan negara, dari segi ekonomi,sosial hingga budaya. Setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam memberikan fasilitas pendidikan, hal ini tidak terlepas dari kondisi negara tersebut. Memperoleh pendidikan menjadi hak yang harus dipenuhi oleh negara terhadap masyarakatnya, terutama negara Indonesia yang memiliki tujuan ”Mencerdaskan kehidupan bangsa."

Namun realita yang terjadi, masih banyak individu yang tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Tidak adanya kesempatan dikarenakan beberapa faktor, seperti ekonomi hingga sosial. Biaya pendidikan yang dianggap mahal menjadi faktor terbesar sulitnya memperoleh pendidikan. Selain itu faktor sosial, adanya budaya patriarki yang masih melekat di kalangan masyarakat.

Bagi mereka yang tinggal di kota-kota maju memiliki peluang yang kecil untuk terlibat dalam patriarki. Namun hal ini tidak berlaku bagi kaum perempuan yang tinggal di pinggiran kota. Budaya patriarki menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama, sehingga perempuan terpinggirkan. Masyarakat yang masih menganut budaya ini cenderung melarang kaum perempuan untuk memperoleh pendidikan. Hal ini terjadi kepada saya yang tinggal di lingkungan masyarakat dengan pola pikir bahwa, perempuan dilahirkan untuk menempati ruang dapur. Perasaan tidak setuju dalam diri bergejolak menanggapi pemikiran tersebut. Penolakan atas pandangan terhadap perempuan menjadi langkah awal pembuktian.

Setelah tamat SMA, saya putuskan untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan. Bukan hal mudah untuk memutuskan hal tersebut, melihat kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Langkah ini mendapatkan kritikan dari beberapa pihak, pernyataan atas ketidaksetujuan terlontar dari mereka.

Beberapa orang mengatakan, ”Buat apa sekolah tinggi-tinggi, pada akhirnya masuk dapur." Kalimat tersebut menjadi batu dalam setiap langkah yang saya lewati. Namun tidak hanya kritikan yang saya dapatkan, terdapat seseorang perempuan luar biasa memberikan dukungan. Ibu, panggilan yang saya berikan kepadanya, perjuangan yang dilakukan sangat luar biasa bagi saya.

Ia berusaha meyakinkan orang-orang sekitar bahwa keputusan yang saya ambil sudah tepat. Pengalaman kesulitan untuk memperoleh pendidikan di masa lampau, membuat ia berusaha agar tidak terulang kepada anaknya. Argumen-argumen diberikan untuk memperjuangkan pendidikan saya. Masyarakat sekitar yang menganggap remeh mulai diabaikan untuk terus mengambil langkah ke depan.

Bukanlah hal yang mudah mengambil langkah ke depan ketika harus melawan mayoritas. Menjadi minoritas dikarenakan pendidikan menjadi perbincangan di lingkungan. Labeling yang telah melekat pada perempuan tidak mudah dihilangkan. Namun , satu langkah perempuan dapat membangkitkan langkah-langkah perempuan lainnya.

Dukungan terus diberikan oleh ibu, bahwa masa depan ada di tangan saya bukan mereka. Tutur kata yang halus keluar sebagai bentuk dukungan yang diberikan kepada saya, bahwa sudah saatnya keluar dari zona ini. Kalimat yang selalu diucapkan, Memperoleh pendidikan bukanlah suatu hal yang salah, itu adalah pilihan." Pernyataan tersebut menjadi cara bagi saya ketika melewati batu-batu kerikil di depan.

Keberadaan ibu untuk memperjuangkan apa yang menjadi mimpi saya sangat berpengaruh dalam kehidupan. Ia mendorong saya agar melangkah ke depan tanpa rasa takut atas pandang orang lain.

Setelah langkah yang terambil semakin jauh, hal tersebut menunjukkan bahwa apa yang telah saya lakukan merupakan hal tepat. Pendidikan membuka pemikiran menjadi lebih luas, seperti cakrawala. Melalui pendidikan saya dapat menyumbangkan ide-ide untuk membantu kemajuan daerah. Pendidikan merupakan hak bagi setiap individu tanpa membedakan gender. Kesempatan pendidikan harus dipenuhi oleh negara. Tanpa adanya pendidikan, value dalam diri individu akan hilang. Pendidikan menjadi penentu ke arah manakah negara akan dibawa.

(vem/nda)