Saat usia dewasa, permasalahan kuli yang umum terjadi ialah proses aging atau penuaan yang sebenarnya terjadi sejak kecil. Dimana setiap sel di tubuh mengalami proses pematangan, kemudian mati dan digantikan dengan sel yang baru.
dr. Jonathan R. Subekti, SpKK memaparkan, pada kulit proses penuaan ini dapat mulai terlihat pada wajah pria dan wanita setelah berusia di atas 23 tahun berupa kerutan, flek, urat-urat halus pada wajah, stretch-mark, hingga selulit pada badan.
Ia menambahkan, setiap orang memiliki tipe dan keadaan kulit yang berbeda, ada yang kering, berminyak, keriput, kendur, chubby, dll. Oleh karena itu, dibutuhkan treatment yang berbeda juga, baik dari tipe krim yang harus rutin digunakan sampai dengan pemilihan treatment yang harus dijalani agar memberikan hasil yang optimal.
"Sebagai contoh, krim yang dibutuhkan wanita 45 tahun tentu berbeda dengan yang dibutuhkan dengan wanita yang berusia 23 tahun. Secara anatomi, seiring berjalannya usia, kulit manusia, menjadi lebih tipis sehingga membutuhkan krim dan perawatan yang berbeda,"ujarnya saat ditemui dalam acara sewindu Bamed, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Satu hal yang masih menjadi perdebatan di masyarakat adalah mengenai mitos dan fakta perawatan kulit bagi ibu hamil. Salah satu mitos yaitu ibu hamil rentan mengalami stretchmark atau kerusakan kulit yang terjadi sampai ke lapisan kulit yang paling dalam yaitu dermis, dimana hingga saat ini belum ada krim yang dapat memperbaikinya.
Banyak krim penghilang stretchmark dengan harga yang mahal, tetapi tidak satupun yang dapat menghilangkan stretchmark. Pengobatan menggunakan laser pun belum tentu dapat menghilangkan stretchmark 100%, tergantung usia dan keparahan stretchmark tersebut.
Tetapi faktanya, stretchmark dapat dicegah. Stretchmark sendiri disebabkan oleh adanya peregangan kulit yang berlebihan. oleh karena itu, peningkatan berat badan yang berlebihan saat kehamilan sebaiknya dihindari dan gunakan pelembab secara rutin agar kulit tidak menjadi kering dan tetap elastis.
(vem/asp)