Kukorbankan Hatiku, Kulepas Pria yang Kucinta pada Pelukan Sahabatku

Fimela diperbarui 21 Agu 2018, 11:15 WIB

Mengorbankan hati demi menjaga keutuhan sebuah persahabatan bukanlah hal mudah. Seperti kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Kisah Pahlawan dalam Hidupmu ini. Membuat sebuah pengorbanan jelas bukan hal yang mudah.

***

Saya punya pengalaman unik yang terjadi saat saya masih duduk di bangku perkuliahan. Saya bersahabat dengan dua orang teman perempuan, yang kebetulan juga satu kelas dengan saya. Banyak waktu kami habiskan bersama-sama. Seiring dengan berjalannya waktu, seorang pria yang berasal dari kelas yang berbeda menyukai saya. Saya tahu mengenai hal tersebut dari salah satu sahabat saya, sebut saja Indah. Dia pun berencana untuk menjadi penghubung antara saya dengan pria ini.

Indah memberikan nomor telepon saya ke pria tersebut. Semakin hari, saya dan pria ini semakin dekat. Saya pun tersipu malu ketika dua sahabat saya ini selalu menggoda saya setiap kita berkumpul bersama. Indah yang merupakan penghubung antara saya dengan pria tersebut, juga tak henti-hentinya menggoda saya. Mereka berdua terlihat sangat senang ketika saya dekat dengan seorang pria.



Suatu hari semua keceriaan itu berubah seketika, saya mendapat kabar bahwa Indah menangis dengan hebatnya dalam pelukan sahabat saya yang lainnya. Apakah kalian bisa menebak mengapa Indah menangis? Ya, dia sudah tidak bisa menahan perasaannya lebih lama lagi, ternyata Indah sangat mencintai pria ini. Percaya atau tidak, tapi inilah yang terjadi pada kami bertiga. Persahabatan kami yang bahagia ini nampaknya sedang diuji.

Kebenaran akhirnya terungkap, ternyata selama Indah mendekatkan saya dengan pria ini, dia diam-diam juga mencoba mengambil hati pria ini. Apa saja yang sudah dilakukannya? Ya, di belakang saya, dia mencoba banyak hal untuk mendekati pria tersebut, memasakkan bekal untuk pria tersebut, memberikannya oleh-oleh setiap Indah pergi ke suatu tempat, dan pendekatan-pendekatan lainnya. Bahkan meskipun Indah tahu bahwa saya dan pria ini sedang berkomunikasi lewat handphone, dia pun dengan genitnya juga berusaha untuk mengirimkan pesan kepada pria ini tanpa saya ketahui. Lantas, apa yang saya rasakan setelah mendengarnya? Ya, saya sedikit kecewa terhadapnya.



Saya sempat bertanya-tanya apa maksud dari semua ini? Dari awal Indah memang lebih dulu mengenal pria ini, tapi kenapa dia tetap mencoba mendekatkan saya kepadanya, kalau pada akhirnya dia justru berusaha mencoba merebutnya diam-diam dari belakang saya.

Malas memperpanjang masalah, saya pun memutuskan untuk berhenti. Padahal itu satu-satunya kesempatan saya untuk mendapatkan pacar pertama saya. Ya, saya memang belum pernah berpacaran sebelumnya. Saya memang ingin merasakan berpacaran, namun apa daya, keinginan untuk menjaga persahabatan jauh lebih besar. Saya pun mulai mendiamkan pria ini. Semakin pria ini mencari saya, semakin saya menjauh dari dirinya.

Benar memang, kalau kita menginginkan sesuatu yang besar, terkadang kita harus mengorbankan sesuatu yang besar pula. Saya sangat ingin persahabatan ini tetap berjalan, dan saya tidak ingin persahabatan kami kalah hanya karena cinta seorang pria. Indah pun memutuskan untuk mengikuti jejak saya, yaitu tetap memilih persahabatan dan berusaha untuk melupakan pria ini.

Tidak lama kemudian, saya dan sahabat saya yang lainnya mendapat kabar, bahwa Indah justru telah berpacaran dengan pria tersebut. Saya hanya memandangnya dengan tersenyum, setidaknya bukan saya yang berkhianat. Setidaknya saya sudah berusaha sekuat mungkin untuk menjaga persahabatan ini. Kesal? Pastinya. Karena sahabat saya itu berarti telah berbohong kembali.



Ya, inilah pengorbanan saya untuk menjaga kami tetap utuh. Pengorbanan saya yang rela untuk memberikan pria yang saya sukai kepada sahabat saya yang justru adalah “makcomblang” kami. Pengorbanan saya yang tetap bersedia bersahabat dengannya meskipun dia berkhianat kembali. Saya mengorbankan perasaan saya dan ego saya.

Pengorbanan, berat untuk dilakukan tetapi tidak ada salahnya untuk dilakukan. Sudah sekitar lima tahun masalah itu berlalu, dan hebatnya sampai sekarang kami masih bersahabat. Kini saya yakin, pengorbanan yang saya lakukan waktu itu memang tidak sia-sia.

(vem/nda)
What's On Fimela