Fimela.com, Jakarta Pernah nggak mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Saat baru berjumpa pertama kali dengan seseorang, hati rasanya berdesir. Jantung pun berdetak lebih cepat dari biasanya. Bahkan kita pun jadi salah tingkah dibuatnya.
Fenomena jatuh cinta pada pandangan pertama ini pun ada penjelasan ilmiahnya sendiri. Dikutip dari buku Why Men Want Sex and Women Need Love, Allan & Barbara Pease mengungkapkan bahwa jika kita pernah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama, bagian otak kita sedang memproduksi senyawa kimia dopamin dan norepinefrin dalam jumlah yang amat banyak. Efeknya, kita seakan-akan berada di bawah pengaruh obat penenang. Jadi, tak heran bila saat sedang jatuh cinta pada pandangan pertama kita bisa jadi salah tingkah dan mabuk kepayang karena hati yang berdesir tak karuan.
Para ilmuwan pun sepakat bahwa cinta pada pandangan pertama merupakan fenomena yang nyata. Jadi, bukan cuma khayalan atau fantasi belaka. Seseorang bisa merasakan cinta sejati dari jatuh cinta pada pandangan pertama. Ilmuwan yang meneliti soal jatuh cinta pada pandangan pertama pun meyakini bahwa dalam sebuah masyarakat mapan (yang orangnya tidak di bawah ancaman perang), nafsu seksual, cinta romantis, dan keterikatan jangka panjang dianggap sebagai jalan terbaik dan paling efisien untuk menjamin keberlangsungan hidup spesies manusia.
Kondisi jatuh cinta pada pandangan pertama pun memengaruhi sebagian besar spesies hewan dengan cara yang hampir sama. Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ketika seekor biri-biri betina yang sedang bergairah diperlihatkan gambar biri-biri jantan, tingkat norepinefrin dalam otak biri-biri betina langsung meningkat. Efek ini cuma berlangsung selama beberapa detik atau menit pada binatang. Tapi pada manusia efeknya berbeda. Pada manusia, hal yang sama dapat terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Nggak heran ya kalau kita sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, sosoknya bakal selalu terbayang cukup lama di hati dan benak kita.