Balas Dendam Hanya Membuang Waktu, Ini Sebaiknya yang Harus Kamu Lakukan

Fimela diperbarui 10 Agu 2018, 19:30 WIB

Apakah kamu pernah merasa telah banyak menolong seseorang, namun setelah kamu meminta bantuannya balik ia malah dengan santai menolak atau malah menyalahkan apa yang telah kamu lakukan? Jika iya, memang wajar kamu akan merasa terluka, marah, sakit hati, dan terpikir untuk melakukan balas dendam.

Memaafkan dan melupakan memang bisa menjadi cara terbaik untuk menghadapinya, namun balas dendam jauh terlihat menarik. Menurut Dr. Robin Gaines Lanzi, profesor perilaku kesehatan di University of Alabama di Birmingham, keinginan balas dendam ini merupakan sifat alami manusia. Manusia pada dasarnya adalah makhluk pelindung, terutama ketika kamu merasa terancam. Membalas dendam adalah naluri saat kamu dirugikan.

Namun, apakah balas dendam termasuk cara yang sehat? Mungkin bisa. Misalnya Taylor Swift menulis lagu-lagu hits sebagai ungkapan balas dendam terhadap orang yang tidak menyukainya. Memang terlihat keren mengubah balas dendam dengan kreativitas, namun di sisi lain balas dendam hanya akan menambah masalah kembali pada orang yang yang membuatmu merasa rugi. Bukannya ia pergi, namun ia tentunya juga merasa sakit hati dan juga akan melakukan hal yang sama. Pastinya balas dendam hanya berfokus pada sakit hati dan tidak bisa membuatmu untuk mau.

Jadi, menurut para ahli cara terbaik untuk mengobati rasa sakit hati adalah bagaimana kamu memproses emosi tersebut. Kamu harus pintar-pintar mencari cara untuk mengatasi rasa tersebut. Kamu memang tidak bisa mengontrol emosi yang datang, namun kamu bisa mengendalikan apa yang akan kamu lakukan sebagai respon terhadapnya. Lebih baiknya, cobalah menemukan penyebab masalah dan menggunakannya sebagai pengalaman untuk tidak mengulanginya lagi.

Pasalnya, balas dendam hanya akan membuat kamu rugi. Yuk mulai sekarang biasa berpikir positif terhadap segala masalah. Dengan selalu berpikir positif, kamu juga bisa jadi awet muda lho!

(vem/mgg)