Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.
***
Bagi kebanyakan wanita, pertanyaan seputar berat badan menjadi pertanyaan yang paling sensitif. Kenapa? Karena pada dasarnya wanita ingin selalu terlihat cantik dan menarik di setiap harinya. Sedangkan menurut sebagian besar wanita, definisi cantik itu apabila memiliki bentuk fisik yang proporsional. Hal ini yang sering kali membuat paea wanita yang kelebihan berat badan menjalani diet keras agar dapat diterima di lingkungannya. Tapi tak jarang pula bagi mereka yang mempunyai tingkat percaya diri yang lebih, bagi mereka gendut bukanlah hal yang patut untuk disesali. Dan mungkin saya termasuk salah satu di dalamnya.
Sebelumnya saya tidak pernah mempunyai bayangan jika tubuh saya dulu yang sangat kurus bisa menjadi seperti sekarang ini. Dengan bobot hampir 70 kg dan hanya didukung dengan tinggi badan setinggi 156 cm, bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana kira kira bentuk badan saya. Wkwkwkwk….
Dari situ sudah dapat ditarik kesimpulan kira-kira jenis pertanyaan apa yang sering saya dapatkan. Yups, salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan ialah, kapan kurus? Jujur awalnya jika ditanya seperti itu, ingin sekali saya membalik pertanyaan tersebut dengan bertanya, kapan kamu mati? Terkesan jahat memang, tapi saya anggap impas karena sebelum mereka bertanya seperti itu, mereka tidak memikirkan perasaan saya.
Bagaimana rasanya diet keras yang hanya minum air putih, sampai-sampai setiap 20 menit sekali saya terus-terusan buang air kecil. Mereka juga tidak mengetahui bagaimana saya menyisihkan uang saku saya untuk ditabung guna membeli salah satu merk suplemen untuk menurunkan berat badan. Hah, andai mereka tahu.
Padahal jika dipikir-pikir, apakah mereka merasa dirugikan dengan berat badan saya? Bahkan di suatu kesempatan jika sedang berkumpul dengan teman teman, ada yang berceletuk, "Hei ayo cepetan makannya, entar keburu dihabisin sama yang gendut." Hellow, padahal aku makan tidak lah seperti yang mereka ucap, justru yang berbadan kecil lah yang teralalu banyak makan.
Tetapi dengan seiring bergulirnya waktu, pertanyaan macam itu seperti sudah menjadi makanan sehari hari. Jadi tak perlulah dimasukkan ke dalam hati. Dan ditambah pada dasarnya saya adalah tipe orang yang cuek.Jadi selama tidak menyentuh area privasi saya, saya tidak akan merasa terganggu.
Meski tak jarang, setiap kali ditanya seperti itu, malamnya kadang terbesit akupun ingin kurus juga. Tapi apalah daya, menurunkan berat badan lebih berat dari melupakan si mantan. Hahaha... terkadang esok harinya saya akan mulai bertekad untuk mengurangi porsi nasi, lalu setiap pagi berolah raga, makan malam tidak lebih dari jam 6. Namun lagi-lagi itu semua hanya ekspektasi tanpa aksi. Bagaimana tidak, jika setiap hari di rumah selalu memasak kesukaan saya? Karena saya jarang di rumah, oleh karena itu ibu saya akan memasakkan makanan kesukaan saya, dalam rangka perbaikan gizi.
Pertanyaan itu kini sudah tidak menjadi momok yang menakutkan bagi saya. Karena pola pikir saya pun sudah mulai berkembang lebih luas. Tak apa gendut, selama hidupmu bahagia. Bahagia karena kita bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Tak apa gendut, asalkan tetap menjaga kesehatan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa orang orang yang memiliki berat badan berlebih cenderung beresiko lebih tinggi terkena penyakit. Tak apa ditanya, kapan kurus? Karena semua akan kurus pada waktunya.
Sekian sedikit cuplikan kisah saya tentang stop tanya kapan. Semoga dapat menginspirasi para wanita yang memiliki kesamaan kisah hidup dengan saya. Jangan patah semangat karena Tuhan selalu menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan masing masing, termasuk kelebihan berat badan. Hahaha.
Sampai jumpa.
- Yang Tanya 'Kapan' Belum Tentu Simpati, Bisa Jadi Cuma Cari Bahan Gosip
- Menikah Memang Impian Wanita Tapi Bukan Paksaan karena Desakan Usia
- Bukan Pembelaan, Tapi Inilah 4 Alasan Saya Tak Ingin Cepat-Cepat Menikah
- Keraguanku Terjawab, Ternyata Sudah Ada Wanita Lain yang Jadi Calon Istrimu
- Usia 34 Tahun Belum Menikah, Aku Tetap Yakin Jodohku Ada
(vem/nda)