Setiap tanggal 23 Juli, diperingati Hari Anak Nasional (HAN). Untuk menyambut HAN 2018, Presiden Ke-3 Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie memberikan petuah bagaimana anak Indonesia dapat menggapai cita-cita di masa depan.
Habibie, mengatakan, ada beberapa kunci agar anak-anak Indonesia tumbuh menjadi orang yang cerdas dan kuat untuk menggapai cita-citanya, yaitu dengan memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang sejak kecil.
"Yang pertama itu harus sehat. Sehat itu cukup gizinya, makanannya ada karbohidrat, protein, ada banyak sayur dan yang paling penting banyak minum air. Manusia yang banyak minum air, sampai seperti eyang ini, 82 tahun, otaknya terus bekerja. Karena badan kita ini sebagian besar terdiri dari air, yang juga dibutuhkan otak," ujar Habibie saat ditemui di Perpustakaan Habibie & Ainun, di Jakarta, Selasa (17/7).
Habibie pun menambahkan, mengonsumsi air secara rutin menjadi hal yang penting untuk menjaga tubuh selalu sehat. “Banyak minum air itu penting. Sebab manusia terdiri dari air. Saya dari bayi hingga umur 82 tahun tidak pernah malas minum air,” paparnya.
Informasi terkait gizi seimbang pun, dapat disebarkan secara luas dari mulut ke mulut, pada kelompok diskusi maupun di berbagai media sosial sehingga masyarakat yang minim informasi menjadi lebih tahu, mengerti dan melek gizi.
Peran berbagai pihak, termasuk pihak-pihak swasta juga sangat penting untuk ikut peduli dan ambil bagian dalam mengentaskan masalah gizi yang terjadi di Indonesia.
"Bangsa yang maju adalah yang bisa melahirkan anak bangsa yang sehat dan cerdas. Untuk itu, mari bersama-sama kita peduli akan nasib bangsa kita ke depan. Ini bisa di mulai dengan memperbaiki gizi dan kesehatan anak bangsa, karena setiap anak Indonesia harus memiliki akses terhadap kemajuan untuk dapat mewujudkan impian mereka dan ikut memajukan bangsa Indonesia.” ujarnya. .
Selain nutrisi yang tepat, Eyang Habibie juga mengingatkan betapa pentingnya pendidikan dan pembudayaan untuk kualitas hidup seorang anak yang lebih baik.
Menurutnya, tak hanya sekedar bisa membaca, menulis atau berhitung, tapi seorang anak juga harus memiliki pengetahuan agama, sosial dan budaya yang akan menentukan perilakunya kelak.
"Tapi yang tidak kalah dari pendidikan adalah pembudayaan. Pembudayaan itu pengaruh dari agamanya dan budayanya. Bagaimana dia menghadapi masyarakat, mendapatkan informasi terbaru tentang dunia. Itu semua hrs ada dalam anak2 mulai sedini mungkin," tutup ayah dari dua orang anak tersebut.
(vem/asp)