Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.
***
Aku adalah seorang perempuan berusia 25 tahun. Perempuan yang sukses dalam pendidikan dan dalam pekerjaan. Saat ini aku bekerja sebagai Public Relations di salah satu hotel. Setiap orangtua pasti akan bangga dan bahagia memiliki anak yang sukses dalam pendidikan dan juga pekerjaan, begitu juga dengan orangtuaku. Namun, ada satu hal yang masih kurang bagi orangtuaku yaitu statusku yang sampai saat ini masih single.
Aku merantau ke Pulau Jawa sudah 7 tahun lamanya. Selama 2 tahun terakhir ini, setiap berkomunikasi dengan orangtuaku, mereka selalu memberikan pertanyaan yang sama, yaitu, “Kapan kawin?” atau “Mana calon suami?” Awalnya, aku tidak merasa keberatan dengan pertanyaan itu karena aku merasa itu hal yang biasa dan hampir semua perempuan di Indonesia yang seumuranku merasakan hal tersebut, namun lama kelamaan pertanyaan itu menjadi pertanyaan keramat bagiku. Pertanyaan itu selalu mengikutiku, bukan hanya dari orangtuaku saja, bahkan dari keluarga besarku juga.
Apakah aku harus menjelaskan kepada mereka satu per satu bahwa setiap orang punya jalan hidupnya sendiri dan punya pengalaman sendiri sehingga membuat mereka belum menikah? Apakah aku harus mengingatkan kepada mereka bahwa perempuan juga punya hak untuk memilih kapan dia mau menikah, dengan siapa dia mau menikah ataupun barangkali memilih untuk tidak menikah? Aku tahu, orangtua ingin anaknya bahagia, keluarga ingin anaknya bahagia, orangtua ingin anaknya mempunyai pasangan hidup dan mereka ingin mempunyai cucu. Tapi apakah mereka sadar terkadang pertanyaan itu membuat kami merasa tertekan, stres bahkan depresi? Karena aku pernah mengalami keadaan seperti itu.
Kurasa tidak perlu semua orang tahu bahwa alasanku selama ini sendiri karena aku masih dalam proses penyembuhan hati atas kegagalan hubunganku yang sudah terjalin 3 tahun lamanya. Mungkin bagi orang lain, aku ini wanita bodoh. Aku cantik, berprestasi, pintar tapi bodoh dalam mencintai. Siapa sih yang mau jadi orang bodoh? Siapa sih yang ingin gagal? Tidak ada satupun orang di dunia ini yang ingin mengalami hal itu. Aku menjadikan pengalaman burukku itu menjadi pelajaran berharga untuk kehidupanku selanjutnya.
Sadarkah bahwa aku ingin menikah karena saling mencintai, dan saling menerima? Aku ingin mempunyai pernikahan yang abadi sampai maut memisahkan, dan tolong berikan aku kesempatan untuk menggunakan hakku dalam menjalani hidup ini. Tidak perlu menanyakan pertanyaan, “Kapan kawin?” atau, “Mana calon suamimu?" Cukup doakan saja kami yang masih single ini agar segera menemukan pasangan hidup yang akan dibawa hingga mati. Kalian tidak tahu isi hati kami, tidak tahu jalan hidup kami, biarkan kami menjalani dan memilih apa yang menjadi kebahagiaan kami.
- Demi Membangun Kuil Bawah Tanah, Pria Ini Habiskan Waktu 23 Tahun
- Pelanggar Ini Bayar Denda Parkir Setelah 44 Tahun Lakukan Pelanggaran
- Kutulis Setiap Target 'Kapan' di Secarik Kertas dan Semuanya Terwujud!
- Putriku Bukan Anak Down Syndrome, Potensinya Lebih Hebat dari Kelemahannya
- Mengidap Borderline Personality Disorder, Perasaan Hampa Ini Menyiksaku
(vem/nda)