Peran perempuan di keluarga memang begitu tangguh. Mulai dari mengurus anak, suami, urusan rumah, hingga membantu mencari nafkah bagi perekonomian keluarga dengan bekerja atau membuka usaha.
Biasanya, para ibu tersebut membuka usaha mikro seperti berjualan gado-gado, minuman, atau mie ayam gerobak. Ironisnya, para pelaku Pedagang Kaki Lima atau Pedagang Kecil Mandiri ini, umumnya tidak memiliki akses untuk mendapatkan pinjaman modal. Sehingga, umumnya para pedagang kelas ini, tidak dapat meningkatkan usahanya karena terkendala masalah modal.
Oleh karenanya, solusi permasalah modal pun dijawab oleh PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia. Organisasi yang bertujuan memperdayakan perempuan ini baru saja memberikan bantuan permodalan kepada 3.000 perempuan pelaku UMKM.
Dengan menghimpun dana Zakat-infak dan Sedekah para Pengurus PPLlPl dan para Simpatisan PPLlPl, maka pemberdayaan perempuan secara ekonomi untuk para Pedagang Kecil Mandiri, dapat diselenggarakan.
“Perempuan begitu luar biasa, kegiatan mereka begitu banyak sampai-sampai membantu ekonomi keluarga dengan berdagang. Itulah yang menjadi dasar kami memberikan akses modal bagi para ibu yang memiliki usaha mikro,” ujar ketua Umum PPLIPI, Dra. Hj. Indah Suryadharma Ali, saat ditemui di Smesco, Jakarta, Rabu (11/7).
Indah mengatakan jenis usaha kelas Kecil Mandiri ini, adalah jenis usaha yang menjadi pilihan para perempuan Indonesia, bila perekonomian keluarga atau perekonomian Rumah Tangga kurang mendukung.
Pertimbangannya, karena selain modal tidak seberapa, juga tidak terlalu membutuhkan ketrampilan maupun keahlian secara khusus, serta dapat dilakukan di sela-sela aktivitas mengurus keluarga dan rumah tangga.
“Meski omset tidak seberapa, karena modalnya juga relatif kecil, namun omset ini menjadi mesin utama pemutaran roda kehidupan keluarga, yang menunjang kebutuhan paling dasar, sehari-hari,” tambahnya.
Lebih lanjut, Indah menjelaskan tahun 2016, ada 1.200 penerima bantuan, lalu tahun 2017, jumlah meningkat sedikit menjadi 1.300. Tahun ini, dengan dukungan PPLlPl di tingkat Wilayah, maka total penerima bantuan mencapai 3.000 orang.
“Kami menyadari bahwa jumlah itu dibanding dengan jumlah perempuan Pedagang Kecil Mandiri, mungkin relatif masih terlalu sedikit. Namun selain kami akan terus mengupayakan dan mensosialisasikan kegiatan ini di seluruh tingkat kepengurusan PPLlLl, baik di tingkat Provinsi (DPW), tingkat Kabupaten/Kota (DPC) maupun tingkat Kecamatan (PAC), kami juga berharap dengan dicatatnya kegiatan ini dalam rekor MURI, masyarakat luas akan terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan hal yang sama,” tambah Indah.
Indah berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahtraan para perempuan pelaku UMKM. Selain pemberian modal, PPLIPI pun memberikan pembinaan dan evaluasi agar usaha mereka semakin maju.
“Jadi tidah hanya dikasih saja, kita juga memberi pembinaan. Jika berprestasi maka modal akan trus diberikan kepada pedagang tersebut. Berprestasi di sini kriterianya memiliki testimonial yang baik dari pembeli dan dagangan semakin bervariasi,” tutupnya.
PLIPI sendiri ialah singkatan dari PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA, pada tanggal 17 April 2016 lalu, dibentuk sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dengan tujuan Pemberdayaan Perempuan, dengan Ketua Umum Dra. Hj. Indah Suryadharma Ali dan Sekretaris Jenderal, Maya Miranda Ambarsari, SH., MIB.
Organisasi ini berfokus pada wadah bagi para perempuan untuk berbuat sesuatu bagi sesama perempuan Indonesia yang masih kurang beruntung, sesuai profesi, latar belakang pendidikan, maupun minatnya, baik dalam bentuk menyumbangkan pemikiran, ilmu, akses, pengalaman, peluang bahkan materi.
(vem/asp)