Review: Novel Ready Player One - Ernest Cline

Fimela diperbarui 11 Jul 2018, 17:30 WIB

Judul: Ready Player One
Penulis: Ernest Cline
Penerjemah: Hetih Rusli
Penyunting: Raya Fitrah
Penyelaras aksara: Muthia Esfand
Desain sampul: Sukutangan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Pada tahun 2045, realitas adalah tempat yang buruk. Wade Watts hanya merasa sepenuhnya hidup saat masuk ke dunia utopia virtual yang dikenal sebagai OASIS.

Wade membaktikan hidupnya untuk mempelajari teka-teki tersembunyi dalam dunia virtual tersebut. Teka-teki yang berasal dari James Halliday, sang pencipta OASIS, tempat Halliday menyembunyikan harta peninggalannya yang paling berharga dalam obsesinya terhadap budaya pop dan permainan video tahun 1980-an.

Saat Wade menemukan petunjuk pertama, seluruh dunia mengejarnya, karena banyak orang yang rela membunuh demi menemukan rahasia tempat Halliday menyembunyikan hartanya. Dan sejak itu dimulailah perburuan yang sesungguhnya.

Bagi Wade, ini bukan sekadar Perburuan, tapi bagaimana dia bisa menyelamatkan dunia virtual tempatnya berlindung, dan pada saat yang sama berusaha menyelamatkan orang-orang yang dicintainya di dunia nyata. Satu-satunya cara bagi Wade untuk bisa melakukannya adalah dengan memenangi Perburuan itu.

***

James Halliday, si pencipta OASIS (sebuah dunia virtual yang sudah mendunia) wafat. Dia meninggalkan sebuah wasiat yang langsung menggegerkan dunia. Dia punya warisan yang nilainya sungguh fantastis. Tapi warisan itu hanya bisa didapatkan oleh seseorang yang berhasil menyelesaikan Perburuan di OASIS hingga akhir dan memperoleh Easter egg.

Sampai lima tahun lamanya belum ada yang bisa membobol Gerbang Pertama di Perburuan tersebut. Hingga muncullah Wade Watts, seorang remaja yang memang pada dasarnya sangat suka games dan penggemar berat Halliday. Hidup di tahun 2045 tidaklah mudah, Wade pun punya kehidupan yang tidak bisa dibilang menyenangkan. OASIS menjadi satu-satunya tempat ia bisa menemukan kebahagiaan dan kenyamanan.

Untuk bisa menyelesaikan Perburuan, ada tiga gerbang yang harus dibuka. Begitu Wade berhasil menemukan kunci pertama, sosoknya jadi sorotan. Ia mendadak terkenal di OASIS. Disusul Art3mis dan Aech, kemudian ada Daito dan Shoto, mereka jadi lima besar yang kemudian jadi sorotan termasuk incaran untuk diburu.

Sering kali menjadi manusia amatlah menyebalkan. Permainan video adalah satu-satunya yang membuat hidup jadi tertahankan. - Almanak Anorak, Bab 91, Butir 1-2

Para pemburu Easter egg yang disebut gunter juga saling berkompetisi untuk jadi yang pertama berhasil menaklukkan Perburuan. Belum lagi dengan adanya Sixer, yaitu para gunter yang bekerja pada IOI (konglomerat yang bergerak di komunikasi global dan penyedia layanan Internet terbesar di dunia). Sixer ini bisa menghalalkan berbagai macam cara agar bisa memenangkan Perburuan.

Di tengah Perburuan tersebut, ada ikatan khusus yang terbentuk antara Wade, Aech, Art3mis, Daito, dan Shoto. Pada dasarnya mereka memang saling berkompetisi dan bersaing. Tapi bersaing secara sehat. Meski ada kejadian mengerikan yang terjadi di antara mereka, seperti usaha pengeboman hingga pembunuhan yang berujung kematian. Bertahan di dunia virtual seperti OASIS tak bisa dianggap sepele.

OASIS pada akhirnya mengubah cara orang-orang hidup di dunia, juga cara mereka bekerja dan berkomunikasi. OASIS mengubah dunia hiburan, jejaring sosial, bahkan politik global.

(hlm. 88)

Novel yang sudah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama ini memang seru. Ada banyak budaya pop era 80an yang kembali dibahas dan dirangkai dalam satu cerita. Buat para penggemar game lawas pasti akan dibuat nostalgia dengan beberapa adegan di dalamnya. Pastinya juga dibuat penasaran dengan setiap teka-teki yang harus dipecahkan untuk bisa mendapatkan Easter egg.

Ada banyak rahasia yang disembunyikan oleh masing-masing avatar. Yang paling mengejutkan salah satunya adalah Aech. Ada rahasia yang bahkan bikin Wade sendiri nggak habis pikir. Kehidupan nyata masing-masing avatar pun ternyata tak selalu sama dengan yang ditampilkan di OASIS. Oh iya, ada juga urusan asmara dan percintaan yang tercipta di dunia OASIS. Bahkan Halliday sendiri memiliki kisah cinta yang cukup meremukkan dada saat dirinya masih muda dulu.

Diceritakan dengan sudut pandang Wade, kita bakal bisa memahami dan mengikuti setiap detail ceritanya dengan lebih terarah. Ikut merasakan kepedihannya akan hidupnya yang malang juga ikut bersemangat setiap kali ia berjuang untuk memecahkan teka-teki yang ada. Bahkan ada kejutan besar yang ia peroleh dalam sebuah tragedi bersejarah yang terjadi di OASIS.

Andai ada dunia virtual seperti OASIS, banyak orang yang mungkin bisa menemukan dan menciptakan kebahagiaannya sendiri. Tapi di sisi lain tak bisa dipungkiri bahwa akan ada dampak negatif yang akan terjadi. Bila kita hidup di dunia virtual sementara kenyataan yang ada adalah tubuh kita masih ada di dunia nyata, manakah jalan yang akan kita pilih? Apakah kita bisa selamanya melarikan diri dari kenyataan yang ada dunia nyata?

Ready Player One menyajikan cerita yang seru dengan menyuguhkan berbagai hal yang bikin nostalgia dari era 80an. Apakah tahun 2045 nanti bakal ada dunia virtual yang tercipta seperti OASIS? Well,mari kita lihat saja.

(vem/nda)