Mengejutkan! Ini Efek Berkurangnya Jam Kerja Untuk Karyawan

Fimela diperbarui 09 Jul 2018, 08:00 WIB

Ladies, sebelumnya di Korea Selatan para karyawannya harus bekerja selama 68 jam dalam seminggu. Mereka pun makin berbahagia karena ada kebijakan yang memangkas jam kerja mereka menjadi 52 jam saja dalam satu minggu. Korea Selatan ini memang termasuk dalam negara dengan jumlah jam kerja tertinggi ketiga dari 37 negara lainnya.

Pengurangan jam kerja ini menjadi impian banyak pegawai. Dengan berkurangnya waktu bekerja ini, karyawan pun bisa melakukan berbagai macam kegiatan dan menikmati hidup ketimbang berada di kantor terus-menerus.

Ladies, bekerja lembut nyatanya memang kurang baik untuk kesehatan. Berdasarkan penjelasan dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, studi dalam jurnal Occupational and Enviromental Medicine menemukan, sebenarnya bekerja lembur melambungkan risiko seseorang mengalami kecelakaan akibat kerja dan menurunkan produktivitas.

Studi lain pun mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu akan berisiko mengalami penyakit jantung dan stroke dibandingkan yang memiliki jam kerja normal.

Beberapa dampak yang dirasakan orang bekerja lembur antara lain tubuh jadi kurang bugar, badan lemas, mudah terserang penyakit, dan mengantuk terus-menerus. Ini akan mengganggu aktivitas.

Terlalu banyak bekerja ternyata juga berpengaruh terhadap kesuburan seseorang. Hal ini disampaikan oleh Ellen Kossek, peneliti dari Purdue University.

"Saya pikir ini adalah langkah yang baik ke arah yang benar. Saya tahu bahwa mereka sangat khawatir tentang penurunan tingkat kesuburan sebagai masalah ekonomi. Mereka juga khawatir tentang kesehatan," ujar Ellen.

Ladies, bekerjalah sesuai dengan kemampuan dan jangan memaksakan diri untuk terlalu banyak lembur ya!

Sumber: Liputan6.com

(vem/ivy)