Namaku adalah Fanni Dwi Abriyanti, panggil saja aku dengan Fanni, umurku saat ini 35 tahun dan aku adalah seorang istri sekaligus ibu bekerja dari 2 (dua) orang putri yang masih batita dan balita.
Memutuskan untuk tetap bekerja setelah menikah adalah pilihan yang tidak mudah, aku harus membagi waktu antara pekerjaan di kantor dengan pekerjaan di rumah. Terlebih ketika kami dianugerahi 2 (dua) orang putri yang lucu-lucu, yaitu Sharfina (Fina) yang lahir 1 Juli 2013 dan Shafiyah (Fiya) yang lahir 14 Oktober 2015. Walaupun sudah memiliki 2 (dua) orang putri yang masih batita dan balita, namun aku tetap menjalani profesi sebagai ibu bekerja kantoran.
Banyak yang memandang rendah seorang ibu bekerja, yang dianggap menyalahi kodrat sebagai wanita yang mengurusi anak-anak di rumah, namun yang namanya seorang ibu baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja sama-sama mulia, karena dari rahimnya lahir anak manusia yang ia susui, rawat dan jaga hingga besar.
Sebagai seorang ibu bekerja yang mempunyai 2 (dua) orang anak yang masih batita dan balita, saya harus membagi waktu saya antara pekerjaan di kantor dengan tugas-tugas saya sebagai seorang istri dan ibu dari kedua anak saya. Saya bekerja dari Senin sampai Jumat dan sebelum berangkat kerja, saya masih harus memandikan kedua anak saya, memakaikan bajunya, menyiapkan baju suami untuk bekerja dan menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua anak saya.
Walaupun saya memiliki Asisten Rumah Tangga (ART) namun, saya tidak melupakan tugas dan kewajiban saya sebagai seorang istri dan ibu dari kedua anak saya, sepanjang saya masih berada di rumah dan mempunyai waktu yang cukup saya akan kerjakan sendiri tanpa bantuan ART. Itulah kenapa saya benar-benar harus bisa membagi waktu agar waktu yang saya punya bisa efektif untuk bekerja di kantor dan di rumah.
Ketika pulang kantor, kedua anak saya tidak mau lepas dari saya. Kemanapun saya pergi sekalipun ke kamar mandi mereka selalu mengikuti saya. Makan pun mereka minta mamanya yang nyuapin selagi mamanya sudah sampai ke rumah tepat waktu. Saya tidak pernah lembur di kantor, karena saya ingin pulang on time agar bisa memiliki waktu yang cukup untuk menemani kedua anak saya. Jadi ketika saya pulang dari kantor, ART pun tidak lagi mengurusi anak-anak, karena anak-anak maunya sama mamanya.
Walaupun bekerja, saya selalu memanfaatkan waktu luang baik setelah pulang kerja maupun weekend untuk quality time bersama anak-anak agar mereka tetap merasakan kasih sayang dan hangatnya belaian seorang ibu meskipun ibunya bekerja Senin-Jumat dari pagi sampai sore.
Menjadi seorang ibu, harus bisa multitasking. Semua dikerjakan agar suami dan anak-anak bisa makan dengan enak, tidur dengan nyaman dan tertawa dengan bahagia, dan seorang ibu juga harus bisa menjadi guardian angel atau penjaga keluarganya mulai dari suami dan anak-anak. Jika ada anggota keluarga yang sakit, harus bisa menjadi perawat bagi anggota keluarganya yang sakit.
Pernah di suatu hari suami dan kedua anak sakit flu, demam dan pilek. Saya harus merawat mereka, bahkan tidak tidur malam hanya untuk memastikan bahwa suami dan anak-anak membaik dan demamnya sudah turun. Capek? Pastinya capek. Tapi capek akan terasa hilang ketika melihat senyuman suami dan kedua anak.
Bukan hanya menjadi penjaga di saat suami dan anak-anak sakit tapi juga menjadi penjaga ketika anak sedang bermain. Bahkan anak-anak saya selalu memanggil mamanya ketika mamanya berada di dapur, “Ma, ke sini dong Ma, jagain aku lagi main dong Ma.” Sampai sebegitunya mereka menganggap saya sebagai penjaga mereka di saat mereka bermain. Mereka merasa nyaman di saat saya berada dekat dengan mereka.
Saya tidak pernah mengeluhkan sekalipun saya sampai ke titik yang benar-benar capek, karena saya merasa umur tidak ada yang tahu. Hanya Allah yang tahu kematian kita, sepanjang saya masih bernapas, saya akan selalu menjadi guardian angel/ penjaga bagi suami dan kedua anak-anak saya. Saya akan benar-benar memanfaatkan waktu yang saya punya detik demi detik untuk menjadi penjaga suami dan anak-anak.
- Telat Semenit Saja, Nyawa Bapak Mungkin Melayang
- Saat Anak Mempertanyakan Terorisme dan Agama
- Cela Saja Kekurangan Fisikku, Tapi Nanti Aku Akan Lebih Sukses dari Kalian
- Curahan Hati Penyanyi Berhijab Bertubuh Gemuk: Bangun dari Mimpi Buruk
- Berdamai dengan 'Kapan Nikah', Tak Semua Orang Berhak Tahu Urusan Hati Kita
(vem/nda)