Kadang dalam hidup ini, perempuan punya peran istimewa sebagai seorang penjaga. Meski kadang ujian hidup begitu berat tapi seorang perempuan bisa begitu tangguh menjalaninya. Seperti kisah sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #JagainKamu ini. Ada cerita yang begitu menyentuh hati di dalamnya. Lomba menulis kali ini dipersembahkan oleh Softex Daun Sirih, yang selalu #JagainKamu para perempuan Indonesia.
***
Tahun ini tepat 7 tahun saya menjadi single parent dengan dua orang putri. Selepas berpisah saya tinggal dengan ayah yang mana beliau orang tua satu-satunya yang saya punya.
Perjalanan hingga kini penuh dengan cobaan dan juga nikmat. Ada banyak beban di pundak saya sebagai tanggung jawab untuk membiayai anak-anak dan ayah yang saat ini sudah sepuh. Untuk memenuhi semua kebutuhan mereka saya bekerja sebagai freelancer dan memiliki usaha kecil-kecilan.
Cobaan yang terberat yaitu satu tahun lalu yang mana awal tahun lalu ayah diharuskan menjalani hemodialisa atau cuci darah. Untuk mengurus cuci darah gratis tidaklah mudah, saya harus bolak-balik rumah sakit dan dirujuk sana-sini yang tentunya menghabiskan biaya dan juga tenaga. Beruntunglah setelah menjalani tes ini itu akhirnya ayah bisa cuci darah gratis di sebuah rumah sakit yang letaknya 25 km lebih dari rumah.
Ayah harus cuci darah seminggu dua kali dan untuk ke rumah sakit saya harus naik taksi online karena kondisi ayah saat itu tidak bisa bangun atau berjalan. Untuk sekali cuci darah diperlukan ongkos yang bagi saya sangat besar yaitu sekitar Rp250 ribu. Ini hanya untuk ongkos belum lagi untuk obat ini itu yang mana tidak ditanggung asuransi pemerintah.
Tak hanya masalah materi saja yang saya tanggung tapi juga ada rasa sakit batin yang teramat . Ada perasaan getir tidak tega setiap ayah cuci darah karena harus merasakan sakitnya 2 jarum besar untuk keluar masuk darah dan juga harus tiduran 5-6 jam satu kali cuci darah. Belum lagi kalau di rumah yang mana saya harus menjaga dan mengurus beliau mulai dari ganti diapers dan makanannya. Tak jarang saya harus begadang karena ayah sering kolaps dan harus dibawa ke unit gawat darurat.
Waktu, materi, dan pikiran benar-benar terkuras karena harus mengurus ayah dan kedua putri saya yang masih kecil. Semenjak ayah harus cuci darah saya selalu ajarkan kepada putri saya agar saling menjaga dan mandiri. Setelah lima bulan cuci darah kondisi ayah membaik di mana ayah sudah bisa sedikit berjalan dan duduk. Untuk menghemat ongkos ke rumah sakit setiap cuci darah saya bonceng ayah pakai motor, panas hujan bahkan terjebak banjir sudah biasa. Tak peduli sama cuaca saat itu yang terpenting adalah ayah harus cuci darah.
Mengetahui keadaan ayah yang semakin membaik keyakinan saya kalau ayah itu bisa bebas dari cuci darah memuncak. Doa yang terus diucap tak pernah henti begitu juga dengan semua usaha. Saya berusaha konsultasi dengan dokter, suster, dan juga keluarga pasien cuci darah agar kreatin atau racun di tubuh ayah tidak terus naik. Tak hanya konsultasi ke berbagai orang saya juga sangat menjaga makanan dan minuman untuk ayah, belum lagi aktivitas dan batin ayah juga tidak luput dari pantauan saya.
Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia akhir tahun lalu ayah sudah tidak perlu cuci darah lagi namun harus tetap waspada karena jika makan dan aktivitas tidak dijaga, ayah bisa kembali cuci darah. Setiap hari saya harus memantau aktivitas beliau.
Naik turunnya kehidupan menjadi tulang punggung pasti berat namun saya bersyukur karena saya masih diberi kesempatan untuk menjaga dan mengurus mereka. Kini waktu sudah berubah, ayah yang dulu menjaga saya sekarang sudah saatnya saya menjaga beliau. Saya juga bersyukur kepada Tuhan dengan menjalani kerasnya hidup saya menjadi pribadi yang kuat, pantang menyerah, dan mengerti makna kasih sayang yang tulus.
- Salat Jadi Penolong Pertamaku untuk Sembuh dari Fobia Menakutkan Ini
- Bila Niat Hijrah Cuma untuk Menarik Perhatian Pria, Hati Akan Sakit Sendiri
- Bila Masalahmu Terasa Berat, Ada Tuhan yang Kapan Saja Bisa Diajak Curhat
- Nikah Muda Tersiksa Lalu Menjanda, Saking Stresnya Sampai Ingin Bunuh Diri
- Curahan Hati Penyanyi Berhijab Bertubuh Gemuk: Bangun dari Mimpi Buruk
(vem/nda)