Ini 2 Hal yang Sebabkan 1,2 Juta Anak Terancam Alami Pelecehan Seksual

Fimela diperbarui 08 Jun 2018, 12:30 WIB

Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja, apalagi pada anak-anak yang memang masih polos dan lebih lemah dibanding orang dewasa sehingga mudah menjadi target pelecehan seksual. Pelecehan seksual pada anak bisa terjadi saat mereka berwisata dan pelecehan datang dari orang-orang tak dikenal seperti turis lokal dan orang-orang sekitar.

Seperti dilansir dari South China Morning Post pada Kamis (7/6/2018), predator lokal tersebut berasal dari kalangan pelancong bisnis, pekerja migran, dan turis lokal di negara-negara yang masih rentan terhadap isu kekerasan seksual dan perdagangan manusia, terutama di kawasan Amerika Latin, Afrika, dan Asia Selatan.

Berdasarkan laporan organisasi Buruh Internasional (ILO), para ahli menyebut sekitar 1,2 juta anak di seluruh dunia, diperkirakan menjadi korban kekerasan seksual dan eksploitasi tenaga kerja.

Sandra Howard, wakil menteri pariwisata Kolombia mengungkapkan, "Monster (pelaku pelecehan seksual) saat ini tidak sama seperti lima tahun lalu, karena profilnya dapat timbul dan tenggelam dengan mudah di dunia maya."

Dengan berkembang pesatnya komunikasi dan teknologi, sangat memungkinkan jika anak mengalami pelecehan melalui media sosial dan lain sebagainya. Howard juga merujuk sebuah laporan yang dirilis kelompok anti-perdagangan anak ECPAT, yang menyebut bahwa pelaku pelecehan seksual pada anak mengabaikan ancaman hukuman terhadap kasus pedofilia.

Itulah mengapa, sebagai bagian dari masyarakat, setiap orang sebaiknya mulai waspada, peka dan sadar akan tindakan mencurigakan dari seorang dewasa terhadap anak-anak yang bisa mengindikasi adanya pelecehan seksual terhadap anak. Jangan sampai anak-anak di sekitar kita yang jadi korbannya ya ladies.

Sumber: Liputan6.com

(vem/feb)