Diputus Tanpa Sebab, Ternyata Hatinya Mendua dengan Wanita Lain

Fimela diperbarui 20 Mei 2018, 13:00 WIB

Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Seperti tulisan sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Vemale Ramadan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati ini. Ada sesuatu yang begitu menggugah perasaan dari kisah ini.

***

Bagaimana perjuangan saya memaafkan orang lain?
Perjuangan saya sangat panjang untuk memaafkan orang lain itu dengan ikhlas dan sabar.
Inilah ceritaku.

Perjuangan saya memaafkan orang lain itu ialah perjuangan memaafkan pasangan saya sendiri. Karena setelah empat tahun bersama sebelum bulan Ramadan dia memutuskan hubungannya dengan saya. Tanpa kejelasan alasan apapun, syok sekali hati saya dan hancur pula perasaan saya pada waktu itu. Dan dia juga memblock socmed saya dan tidak mau menerima panggilan telepon dari saya, saya pun bingung sekali apa yang harus saya perbuat selanjutnya. Saya tanyakan ke teman terdekatnya untuk menanyakan bagaimana kabarnya dan bagaimana hubungan dia sama saya, tetapi temannya menjawab bahwa hubungan dia dengan saya sudah selesai.

Saya pun menangis terus setiap hari mendengar itu semua, saya sakit hati sekali. Rasanya saya tidak bisa memaafkannya pada saat itu, akhirnya saya lelah dan saya merelakan dia pergi dan memutuskan hubungan ini. Setelah beberapa hari saya selalu kepikiran selalu merasakan sakit hati. Dan selalu menanyakan bagaimana kabarnya dia dari temannya. Tidak ada respon sama sekali dari dia dan saya melihat socmed dari temannya bahwa dia menghapus foto-foto kebersamaannya dengan saya.



Dia juga terlihat senang dan bahagia setelah putus dari saya. Dan setelah beberapa hari akhirnya dia membuka unblock socmed dan dia menghubungi saya kembali dengan menanyakan kabar saya, dan saya langsung tanya alasan dia mengakhiri hubungan saya dengan dia. Dia selalu diam dan tidak menjawab apa-apa. Akhirnya diblock kembali socmednya dengan saya, selalu seperti itu beberapa hari pun. Saya sedih dan sakit sekali. Dan dengan tekad saya memutuskan untuk melepaskan dia dan move on.

Setelah beberapa hari akhirnya dia menghubungi saya dan meminta maaf kepada saya bahwa dia sangat menyesal dan mau kembali bersama dengan saya, pada saat itu saya senang sekali dan doa-doa saya selama ini dikabulkan, tetapi dengan bodohnya saya menerima kembali dia dengan saya tanpa saya merasakan sakit hatinya saya yang kemarin-kemarin itu. Tapi tidak apa-apa namanya juga manusia pasti pernah ada salah. Setelah itu kita pun bersama-sama kembali dan saya sangat bahagia sekali. Dan pada akhirnya dia tiba-tiba menceritakan alasan dia memutuskan saya yaitu karena orang ketiga.



Saya langsung kaget sekali mendengar ucapannya itu, saya pun merasakan sakit itu kembali, saya pun bertanya dalam hati kenapa saya harus dengar alasan itu sekarang kenapa perasaan sakit itu muncul lagi. Dan saya pun berusaha untuk melupakannya tetapi yang lebih sakit lagi adalah bahwa dia dan perempuan itu sudah ketemu dengan keluarga besarnya dia, sakit lagi hati saya hancur sekali, akhirnya amarah saya pun meluap-luap dalam hati. Kalau saja saya tahu dia putuskan saya karena orang ketiga saya tidak akan mau kembali lagi bersama dia, dan akhirnya dengan tenang saya memaafkan dia walaupun susah sekali rasanya hati saya. Dan setiap hari saya pun selalu memikirkannya kenapa dia begitu jahat dengan saya, kenapa keluarganya harus ikut-ikutan kenal dengan wanita itu.

Kenapa? Itu selalu tergumam di dalam hati saya. Dan keesokan harinya saya menjadi ingin tahu wanita apa yang menjadi orang ketiga dalam hubungan ku. Akhirnya saya tahu bahwa dia ada teman lamanya pacar saya, dan mereka sempat foto bersama dengan keluarga besar pacar saya, sakit sekali hati bergetar semua badan saya setelah melihat itu semua. Saya akhirnya berdoa apakah dia jodoh saya atau tidak dan apa yang harus saya lakukan.



Setiap hari saya berdoa seperti itu, dan sampai akhirnya hati saya mantap untuk memaafkan semua kesalahannya dan melupakannya walaupun susah sekali. Dan sampai saat ini setelah saya sudah menikah, saya masih mengingat kejadian itu. Kita ambil hikmah saja memang kita bisa memaafkan orang lain walaupun kita masih punya trauma yang amat besar dan tidak bisa melupakannya, tapi saya selalu berjuang untuk melupakan hal itu. Allah saja Maha Memaafkan masa saya cuma manusia biasa tidak bisa memaafkan?

(vem/nda)