Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Seperti tulisan sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Vemale Ramadan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati ini. Ada sesuatu yang begitu menggugah perasaan dari kisah ini.
***
Aku pernah membuat kesalahan yang menjalar berakar kuat sampai melukai hati ibu karena tidak mendengar kata-katanya dan berbohong pada keluarga yang sudah mempercayai bahwa aku anak yang patuh. Dulu saat masih beranjak remaja, aku melewati masa puber, layaknya anak-anak lain aku penasaran akan apa itu cinta, kasih sayang, pacar, lelaki yang menawan, ah sangat banyak rasa ingin tahuku. Hingga akhirnya aku berpacaran dengan lelaki yang memang sudah aku suka sejak kelas 1 SMP.
Ketika aku baru saja lulus dia mengajakku berpacaran dan aku mengiyakan karena aku juga penasaran melihat teman-teman yang sudah menjalin hubungan lebih dulu. Orangtuaku tidak setuju jika aku berpacaran dengan dia (sang mantan jahat) karena pada dasarnya orangtua ingin anaknya mendapatkan pasangan terbaik, terlebih lagi mereka ingin aku fokus belajar untuk masa depanku tetapi aku terus membohongi mereka dan terus berhubungan dengan dia.
Alhasil setelah masuk SMA, semua nilaiku anjlok, tidak bersosialisasi, terkekang, dan bodohnya karena sudah terbiasa dengan kehadiran dia, aku tidak bisa meninggalkannya walaupun dia hanya bisa memberi pengaruh buruk dan hanya membuatku menangis. Setiap aku belajar terlalu lama atau bermain dengan temanku dia akan marah karena aku hanya boleh meladeninya berkirim pesan, sangat lucu dan sangat tidak dewasa. Aku sangat-sangat terkekang olehnya dan ingin putus tetapi dia juga sangat pintar memainkan drama murahannya sehingga aku memaafkannya lagi dan dia juga terus melakukan kesalahan yang sama berkali-kali.
Setelah cukup lama berhubungan aku sudah sangat lelah dengan kelakuannya yang kekanakan dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan walaupun dia mengancam akan menyakitiku bila aku meninggalkannya. Aku tahu dia sayang padaku sehingga mengancam begitu agar tidak ditinggalkan, tapi cara yang ia lakukan salah dan aku sudah tidak peduli dengan lelucon itu. Sudah banyak masalah yang aku buat semenjak berpacaran dengannya, mulai dari mengecewakan orangtua, bertengkar dengan teman, dan menyakiti hatiku sendiri.
Sangat sulit bagiku berdamai dengan masa laluku, aku merasa sangat berdosa telah mengecewakan orangtuaku yang sudah susah payah membanting tulang demi menafkahiku dan membayar biaya pendidikan, tetapi aku malah sibuk meladeni dia dan mengabaikan akademikku yang sangat penting untuk masa depanku nanti. Penyesalan hanya ada di akhir dan tidak ada pilihan bagiku selain berdamai dengan masa lalu, diri sendiri, dan tentunya mantan yang jahat yang banyak menyebabkan masalah itu.
Sejujurnya aku masih belum bisa sepenuhnya memaafkan dia, tetapi perlahan aku akan membersihkan hati dari segala kekecewaan yang aku rasakan dan di bulan suci Ramadan nanti aku harus bisa berdamai dengan semua yang telah terjadi di masa lalu dan fokus pada masa depan yang harus aku perjuangkan dari sekarang demi kebahagiaan ibu dan ayah dan kedua kakakku yang selalu bangga padaku. Aku akan membuktikan bahwa aku memang layak dibanggakan dan aku akan membahagiakan mereka semua dan tetap istiqomah dengan kesendirian sebelum dihalalkan.
Jangan ragu untuk meninggalkan pasanganmu jika dia tidak baik untukmu, karena dirimu yang terpenting maka jangan biarkan dia menyakitimu. Sudahi atau dihalalkan. Mari bersihkan hati di bulan suci.
- Mengobati Gelisahnya Hati Belum Dikaruniai Anak dengan Berhijrah
- Selalu Libatkan Tuhan dalam Urusan Apapun, Karier dan Jodoh Pun Dimudahkan
- Bersedih Secukupnya Saja, Kepergian Seseorang Tak Bisa Selamanya Ditangisi
- Lebih Baik Putus daripada Mengorbankan Hati untuk Pria yang Salah
- Untuk Kawan yang Pernah Membenciku, Semoga Tuhan Melembutkan Hatimu