Fimela.com, Jakarta Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dengan makan, manusia bisa mendapat energi dan memelihara kesehatnnya sehingga bisa menjalani aktivitas secara optimal. Dari makanan pula, tercipta gaya hidup yang selama ini mungkin terlupakan oleh kita, yakni vegan.
Yaps, vegan, gaya hidup yang membuat penganutnya tidak mengonsumsi bahan makanan dan minuman dari hewani. Sebaliknya, mereka hanya mengonsumsi segala bentuk makanan dan minuman yang berasal dari nabati atau tumbuhan. Seperti orang-orang yang ada di Jakarta Vegan Guide, misalnya.
Bertemu inisiator Jakarta Vegan Guide, Firmansyah Mastup, di restoran La Cucina di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, ia menceritakan bagaimana terbentuknya komunitas yang menjadi platform bagi orang-orang penganut gaya hidup vegan.
"Gue masih inget banget tanggal 6 April 2018, itu pertama kali gue nge-post enam foto pertama biar ada yang follow, yaudah abis itu gue cuma repost-repost foto," kenang pria yang kerap disapa Firman ini.
Ya, bermula dari media sosial Instagram, Firman dibantu Chandra Revo, teman baiknya yang juga anggota Jakarta Vegan Guide, untuk mengembangkan Jakarta Vegan Guide hingga seperti saat ini. Firman juga menuturkan keheranannya pada saat follower Jakarta Vegan Guide masih 50 akun, ada produk yang meng-endorse mereka.
What's On Fimela
powered by
"Bahkan saat followers kami masih 50, ada produk yang mau endorse, entah saking nggak ada komunitas vegan atau belum ada yang develop komunitas vegan, dan kami beruntung timing yang pas kami ini di moment itu, gue bisa kenal sama anggota yang lain ya karena Jakarta Vegan Guide ini, meski kami nggak bilang ini komunitas, tapi karena sering ketamu ya jadinya komunitas," imbuh Firman.
Kendati memiliki gaya hidup yang terbilang minoritas, namun Chandra Revo mengungkapkan jika Jakarta Vegan Guide bukan perkumpulan orang-orang vegan yang 'freak' dan menjauhi segala sesuatu yang bukan vegan. Sebaliknya, mereka mengapresiasi segala bentuk awareness orang-orang terhadap gaya hidup vegan.
"Ada orang yang nggak vegan gabung sama Jakarta Vegan Guide dan mencicipi makanan vegan aja kami udah happy, which is lo sudah meluangkan waktu beberapa jam untuk nggak makan daging, lo seharian nggak minum susu atau ganti susu lo pakai susu kedelai aja kami sudah happy, nggak harus lo convert setelah main bareng Jakarta Vegan Guide, kami nggak kayak begitu," jelas pria yang akrab disapa Revo ini.
"Kami open minded, as long as you respect each others, soalnya banyak orang yang tahu kami vegan tapi masih tanya 'makan daging, nggak?', 'makan ikan, nggak?', come on! Gue lebih keki dengar itu, makanya gue happy ketika ada orang baru kenal dan tahu gue vegan langsung tanya 'oh lo vegan? Sudah berapa lama?' maksud gue, dengan tanya begitu artinya dia sudah aware," tambah pria yang menjadi vegan karena alasan diet ini.
Lebih lanjut, Firman mencurahkan isi hatinya tentang pandangan orang-orang soal vegan yang ia terima selama ini. Menurutnya, stereotip soal vegan semakin melekat. "Orang memiliki stereotip vegan tuh kayak freak, nggak bisa enjoy life, eksklusif, merasa paling benar, dan shaming orang yang makan daging, itu gue paling anti," ujar pria yang menjalani gaya hidup vegan sejak 2 tahun lalu ini.
Menurutnya, menjadi vegan tidak lantas harus mem-vegan-kan masyarakat dengan cara-cara yang ekstrem. "Di social media Jakarta Vegan Guide, gue sebagai admin nggak mau post konten-konten seperti foto penjagalan, tentang pembunuhan hewan, justru itu yang bikin orang ilfeel sama vegan, dan buat mereka itu normal, kalau gua post itu bikin hal itu nggak normal, malah gue yang terlihat nggak normal," kata vegan yang juga seorang chef ini.
Bagi Firman, adanya Jakarta Vegan Guide menjadi support system antar anggota vegan lainnya. "We don't need to be perfect, you can start something from small, Jakarta Vegan Guide ada untuk menjadi support system biar orang bisa lebih sustain, sama edukasi yang sedikit-sedikit gue tambahin," tutur pemilik akun instagram @fmastup ini.
Vegan Bukan Gaya Hidup Paling Sehat
Menjadi vegan, membuat Firman bertemu banyak orang dan pengalaman dalam menjalani gaya hidup ini. Namun, dari sekian banyak pengalaman yang ada, Firman mengatakan jika pertemuannya dengan founder restoran vegan Mana Healing Food menjadi pengalaman vegan paling berkesan.
"Ada satu pengalaman yang bikin gue tersentuh, dia founder-nya Mana Healing Food, dia punya kanker stadium 4b, yang mana harapan hidupnya tinggal 20 persen, lalu dia pergi ke Hawaii belajar masak masakan plant based dan hidup lebih sehat sampai kankernya sembuh, dan mendengarkan dia cerita kayak blowing my mind," cerita pria kelahiran 27 Juli 1988 ini.
Menyambung cerita Firman, Revo menambahkan jika menurutnya vegan bukanlah gaya hidup paling sehat. "Bicara soal kesehatan, vegan mungkin bukan gaya hidup paling sehat, karena kalau misalnya lo vegan tapi cuma makan gorengan, tiap hari makan nasi, tempe, sambel, ya nggak healthy juga, itu stereotip yang sudah menyebar di luar, sampai akhirnya ada yang bilang 'si itu vegan tapi ujung-ujungnya kanker', ya mungkin karena dia makannya makanan yang nggak sehat, padahal vegan yang sehat itu yang literally plant based, no process food," Revo melengkapi.
Beralih gaya hidup dari konvensional ke gaya hidup vegan, yang terbilang masih terpinggirkan, pasti tidak mudah. Ada hambatan yang mewarnai perjalanan gaya hidup vegan mereka. "Setiap hambatan pasti ada solusinya, mungkin orang bilang vegan itu costly, padahal yang bikin terlihat costly adalah pada saat pertama kali jadi vegan, kita masih curious sama makanan-makan vegan yang baru, setelah satu tahun stable, makan nasi uduk atau ketoprak aja sudah enak, selain itu hambatannya adalah restoran yang belum mengedukasi karyawannya soal vegan, jadi kita harus pesan custom dan itu pun kadang datang makanannya masih salah," jelas pria kelahiran Manado, 10 Juni 1990 ini.
Bahkan, ada beberapa omongan yang kerap mereka hadapi. "Paling orang-orang tanya soal gue dapat sumber protein dari mana, lo bakalan lemas atau nggak, gue nggak pernah anggap itu haters, sih, karena mereka melihatnya gue downgrading dari yang bisa makan semua ke makanan yang limited, which is totally fine, karena gue pernah ada di posisi mereka, gue dulu mocking vegan people, bahkan dulu sebagai chef gue bilang customer yang nanyain soal makanan vegan itu ribet hahaha," kata Firman seraya tertawa.
Walaupun begitu, Firman mengaku dengan menjadi vegan, dirinya mendapat banyak hal, salah satunya skill bersosialisasi yang lebih baik dengan orang baru. "Gue lebih bisa bersosialisasi dengan orang baru, gue dan Revo memang sering bertemu orang, tapi gue lebih open minded, dan sensitif dengan isu-isu di luar seperti kelaparan yang tadinya gue nggak peduli, gue pengin punya harapan dunia lebih bersih, orang lebih sehat, jadi gue lebih punya meaningful vision," tegas pria alumni Universitas Trisakti ini.
Berbeda dengan Firman, Revo menceritakan segi kesehatan yang ia dapat setelah menjadi vegan. "Gue lebih aware sama apa yang masuk ke tubuh gue, vegan memang bukan paling sehat, tapi ketika gue nggak jadi vegan gue pasti lebih nggak sehat secara tiap hari makan junkfood, dulu gue juga gampang banget sakit dan sekarang sudah jarang banget, itu sih yang gue rasakan," cerita pemilik akun Instagram @chandrarevo ini.
Firman berharap ke depannya orang-orang vegan bisa lebih santai dalam menjalani gaya hidup ini tanpa melakukan labeling seperti yang selama ini terjadi. "Harapannya mungkin orang-orang bisa lebih chill aja, sih, lebih menerima orang yang bukan vegan dengan cara yang lebih respectable, nggak ada yang shaming, nggak terlalu melabelkan vegan atau bukan vegan," harap Firman.
Di penghujung obrolan, Revo membeberkan tips untuk orang-orang yang ingin beralih gaya hidup vegan agar lebih mudah. "Banyak-banyakin main sama orang yang sudah aware, membiasakan untuk mengurangi opsi makanan hewani, nanti lama-lama akan terbiasa untuk nggak makan, nggak usah langsung, satu-satu aja," tuturnya.
Tertarik untuk menjalani gaya hidup vegan? Kepoin aja dulu Instagram @jakartaveganguide untuk panduan-panduan dan info menarik soal vegan. Ssst! Mereka juga suka memberi rekomendasi restoran-restoran vegan hits di Jakarta, lho!