Fimela.com, Jakarta Januari 2018 menjadi bulan yang spesial sebagai pembuka tahun dan pada tanggal 31 nya ditutup dengan fenomena gerhana bulan (supermoon). Kemunculannya sangat dinanti karena diikuti oleh gerhana bulan total yang menghasilkan bulan berwarna merah darah yang populer dengan nama Super blue blood moon.
Masih melekat kehebohannya, bukan hanya di Indonesia tapi dunia yang bersiap menyaksikan peristiwa langka gerhana bulan dalam durasi terlama. Pencarian detail tentang bagaimana cara melihat gerhana matahari dari waktu sampai lokasi terbaik banyak ditelusuri di internet.
Termasuk dampak supermoon bagi kesehatan perempuan. Padahal, ilmuwan sudah mematahkan semua mitosnya karena tak cukup bukti ilmiah.
Namun mereka sepakat, kekuatan gerhana bulan bukan hanya dialami perempuan melainkan semua orang. Terutama yang ingin menyaksikannya secara langsung karena membuat mereka terjaga semalaman dan mengganggu waktu tidur.
Melansir dari berbagai sumber, berikut kekuatan mitos gerhana bulan bagi kesehatan perempuan yang masih dipercaya. Mulai dari meningkatkan kesuburan sampai mengendalikan menstruasi dalam kaleidoskop Januari 2018;
What's On Fimela
powered by
1. Supermoon mengganggu siklus menstruasi
Panjang fase bulan yang terjadi sekitar 28 hari tak jauh beda bahkan sama dengan siklus menstruasi (28 hari). Bisa jadi hal itu yang membuat gerhana bulan dipercaya mempengaruhi siklus menstruasi dari generasi ke generasi.
Meski tak ada bukti ilmiah, banyak orang berspekulasi jika tarikan gravitasi bulan dapat menyebabkan efek samping untuk siklus mentruasi. Beberapa sumber melaporkan jika menstruasi menjadi lebih teratur dan sakit karena PMS berkurang menjelang bulan purnama.
2. Meningkatkan dorongan seksual
Karena masa PMS mempengaruhi nafsu seksual, libido perempuan makin memuncak. Lagi-lagi tak ada bukti ilmiah untuk membenarkan spekulasi tersebut.
Namun energi kosmik yang dibawa gerhana bulan dipercaya meningkatkan hasrat seksual. Dengan kenaikan level tersebut, membuatmu tidak bisa mengontrol gairah yang semakin menggelora.
3. Supermoon mempengaruhi tingkat kesuburan dan kelahiran
Dalam astrologi, bulan purnama menciptakan romansa dan hubungan cinta yang membara. Puncak gairah seksual dan hormon wanita yang meningkat diyakini menjadi penyebab gerhana bulan membuat banyak bayi dilahirkan ketimbang bulan lainnya.
Spekulasi lain adalah bulan purnama membuat wanita merasa lebih memikat dan menginginkan seks. Dengan begitu, puncak aktivitas seksual dikaitkan dengan jumlah kelahiran yang meningkat.