Fimela.com, Jakarta Berbicara tentang kulit wajah, banyak hal yang bisa membuatnya semakin sehat, ataupun semakin buruk. Ternyata, tidak hanya paparan sinar matahari saja, namun juga paparan cahaya biru dari elektronik yang digunakan sehari-hari, seperti ponsel memberi pengaruh besar pada keadaan kulit wajah.
Sebelum berbicara lebih banyak, apa tepatnya cahaya biru itu? Dilansir dari stylecaster.com, Senin (10/12/2018), cahaya biru adalah salah satu energi dengan panjang gelombang pada spektrum.
10% sinar matahari adalah cahaya biru, sedangkan perangkat elektronik memancarkan sejumlah besar cahaya biru buatan. Beberapa waktu belakangan ditemukan bahwa paparan berlebihan terhadap cahaya biru alami dan cahaya biru buatan dapat menyebabkan masalah pada kulit wajah, mata, otak, dan tubuh.
Menariknya, cahaya biru dapat menembus lebih dalam ke dermis, daripada sinar UVA dan UVB. Menurut beberapa penelitian, efek jangka panjangnya adalah penuaan dini pada kulit.
Efek yang terlihat adalah memburuknya pigmentasi kulit karena produksi berlebihan dan pengumpulan melanin, serta gangguan fungsi penghalang yang dapat menyebabkan hilangnya kelembapan pada kulit. Selain itu, paparan cahaya biru juga meningkatkan risiko penyakit kulit lainnya, seperti jerawat dan eksim.
What's On Fimela
powered by
Efek cahaya biru pada mata, tubuh, dan kulit
1. Mata
Kebiasaan menatap layar elektronik, seperti ponsel hanya beberapa inci dari wajah dapat menyebabkan mata kering, kelelahan, dan sakit kepala. Sebuah studi menunjukkan bahwa paparan cahaya biru yang berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan degenerasi makula, karena penghancuran progresif sel-sel yang mendeteksi cahaya di mata.
2. Tubuh
Sedangkan efek paparan cahaya biru pada tubuh lebih mempengaruhi perhatian, waktu reaksi, dan suasana hati. Namun, cahaya biru paling mengganggu di malam hari.
Cahaya biru mempengaruhi siklus bangun dan tidur alami tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Gangguan ini menyebabkan penurunan melatonin, yang pada akhirnya membuat seseorang depresi hingga obesitas.
3. Kulit
Faktanya, tabir surya tidak dapat melindungi kulit dari paparan cahaya biru. Namun, ada bahan spesifik yang didukung oleh studi klinis dapat membuat pertahanan terhadap cahaya biru.
Scenedesmus Rubescens adalah ganggang unik yang hidup di lingkungan air tawar, di mana ia sering terpapar sinar matahari dalam jumlah besar. Inilah mengapa ganggang ini telah mengembangkan komponen bertahan hidup yang unik untuk melindungi dirinya dari kerusakan.
Bahan dari ganggang tersebut juga bisa melindungi kulit, mengoptimalkan kolagen, menghambat tyrosinase, memperkuat dermis, dan melawan radikal bebas. Secara umum, antioksidan juga dapat membantu mengekang efek cahaya biru pada kulit.