Wajah Skena Musik Britpop di Era Millennials

Nizar Zulmi diperbarui 07 Des 2018, 19:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Inggris tak hanya terkenal akan serial detektif dan liga sepakbola. Negeri Ratu Elizabeth ini juga dikenal sebagai pencetak musisi-musisi kelas atas. Sejak era The Beatles hingga Adele, pamor musik mereka tak pernah surut.

Bicara soal musik Inggris tak lepas dari istilah Britpop. Ia dianggap sebagai genre yang punya banyak massa. Tren Britpop dimulai di era (lagi-lagi) awal 90an, yang menyedot perhatian.

Oasis, ikon musik Britpop 90an.

Oasis, Blur, Suede dan Pulp adalah nama-nama yang sukses dengan mengusung musik Britpop. Musik mereka membawa influence besar, menjadi alternatif utama bagi rock yang tumbuh subur di Amerika Serikat.

Tak ada paten khusus genre musik tertentu disebut dengan Britpop, hal ini juga yang menimbulkan miskonsepsi di kalangan band Inggris. Secara sederhana tidak semua band asal UK beraliran Britpop.

2 dari 2 halaman

Britpop Modern

The 1975 (AFP / Theo Wargo / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)

Di era akhir 90 hingga awal 2000an, muncul juga istilah Post-Britpop di kalangan penikmat musik. Coldplay sering diasosiasikan dengan aliran tersebut.

Kini musik telah memasuki era millennials, yang lebih banyak mengandung unsur-unsur non organik atau instrumen konvensional. Kini penggunaan sequencer sudah begitu marak, menggeser kebiasaan lama kepada era musik yang baru dan identik dengan EDM.

Di zaman sekarang Britpop tampaknya kembali pada roots-nya sebagai musik alternatif. Kasabian, The 1975, Milk Disco, The Pale White dan band-band menarik lain membawa Britpop dengan nuansa new wave. 

Terlepas dari balutan genre atau aliran musik, Britpop telah menjadi kultur dan tren tersendiri. Wajah baru musik ini bergantung pada talenta-talenta muda dalam menyuguhkan karya mereka.