Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela masih bermain Twitter? Jika iya, topik apa saja yang sering menyapa Sahabat Fimela? Media sosial seperti Twitter kerap digunakan sebagai media penyebar berita, informasi, hingga jokes receh. Namun tak jarang, berita hoax dan pesan penyebar kebencian juga tersebar di Twitter.
Sebagai salah satu media sosial yang banyak diminati, Twitter berusaha menjadi platform yang sehat dengan menghadirkan percakapan yang sehat juga. Sadar bahwa Twitter masih memiliki potensi di dunia maya, Dwi Adriansah selaku Country Industry Head of Twitter untuk Indonesia dan Malaysia membuat prioritas dengan menjadikan Twitter sebagai platform yang sehat.
"Membuat platform yang sehat menjadi prioritas kami. Platform yang sehat dengan percakapan yang sehat pula. Bagaimana sebagai platform mampu mengatasi isu. Kepada para pengguna yang melihat hal-hal yang dianggap merugikan bisa melaporkan. Di mana kita menciptaka sebuah tautan t.co/formulirbantuan. Di situ ada bantuannya, ada pilihannya," ujar Dwi Adriansah.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh Twitter untuk memastikan untuk melihat perilaku yang abusive melalui algoritma. Selain itu, Twitter pun menganalisa konteks percakapan yang diadukan sebagai percakapan yang abusive. Aduannya sendiri cukup relevan dan sangat dianjurkan jika pengguna melihat adanya perilaku seperti ini di Twitter.
Tim dari Twitter nanti akan menindaklanjui apakah laporan tersebut bersifat abusive atau tidak. Pada 2018, Twitter sendiri sudah menangguhkan lebih dari 70 juta akun yang dianggap manipulatif. Sebanyak dua kali dalam setahun, Twitter akan melaporkan akun yang ditangguhkan dari seluruh dunia.
Mekanisme filterisasi di Twitter
Twitter sendiri melakukan filterisasi secara otomatis melalui percakapan yang organik. Sehingga meminimalisirkan konten abusive dan pornografi yang kerap kali tersebar di Twitter.
Mengklaim sebagai platform yang sehat, Twitter menggandeng content creator untuk menghasilkan konten berkualitas. Mereka bisa memproduksi konten secara real time di Twitter.
Percakapan terbangun di Twitter memang sangat beragam. Twitter sendiri menjadi percakapan publik yang di mana semua orang bisa bicara. Namun bagaimana menjadikan Twitter menjadi lebih sehat harus dilakukan oleh para pengguna dan Twitter itu sendiri untuk menangani hate speech.
Memanfaatkan Twitter untuk hal baik sebenarnya sangat mudah. Dwi Andriansah mengungkapkan dua mantra untuk menggunakan Twitter. Yakni Connect with what's happening. Di mana momen di Twitter sangat menarik pada apa yang sedang terjadi.
Mantra yang kedua adalah melahirkan sesuatu yang baru berupa konten atau produk. Sehingga perbincangan di Twitter tidak satu arah dengan membuat konten sendiri dan berinteraksi.