Botol plastik tidak bisa terurai seperti sampah lainnya.
Sementara itu, ribuan penduduk di Filipina tidak punya akses untuk mendapatkan listrik.
Tanpa listrik, hampir semua kegiatan rumah tangga dilakukan dalam kegelapan.
Alfred Moser dan sekelompok mahasiswa MIT memberikan terobosan jenius dengan memanfaatkan sampah botol plastik yang ada.
Untuk membuat lampu penerangan,setiap botol diisi dengan air dan sebuah tablet pemutih.
Ketika botol ditaruh di bawah sebuah lubang di atap rumah, air yang sudah tercampur dengan tablet pemutih akan memancarkan sinar matahari.
Cahayanya pun seperti cahaya lampu dari listrik.
Penduduk lain seperti di India, Indonesia, dan bahkan Swiss mulai menggunakan terobosan ini.
Tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2015 nanti adalah sudah ada 1 juta bohlam lampu yang memanfaatkan sampah botol plastik seperti ini.