Namamu Kata Pertamaku, Kisah Bisu Adipati Dolken yang Mengharu Biru

Anto Karibo diperbarui 29 Nov 2018, 00:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dipenghujung tahun 2018 Paramedia Indonesia kembali menyuguhkan layar lebar karya sutradara Rere Art2tonic yang digandeng produser Hendra Sirajuddin dan Iqbal DJ.

Film tersebut berjudul Namamu Kata Pertamaku. Dengan serbuan film horor yang memenuhi layar bioskop Tanah Air, film bergenre drama ini diharapkan bisa menjadi warna lain.

“Film berdurasi yang cukup singkat dibanding film layar lebar pada umumnya ini, cukup yakin bisa menghibur masyarakat Indonesia untuk genre drama,” tutur Rere di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2018).

Lebih lanjut, film ini menceritakan tentang seorang lelaki bisu yang diperankan Adipati Dolken. Iamelakukan perjalanan menuju Toraja untuk berobat, agar bisa berbicara.

What's On Fimela
Adipati Dolken di film Namamu Kata Pertamaku (dok istimewa)

Mengapa Toraja? Karena di sana ada ritual Manene, yang mana orang sudah matipun bisa dibuat berjalan, apa lagi kalau hanya bisu seperti dirinya, pastilah bisa disembuhkan.

Namun di tengah perjalanan si bisuketinggalan bis saat singgah di rumah makan, semua barang-barangnya terbawa oleh bis tersebut.

Jadilah si bisu hidup gelandangan di pasar desa. Yunus (Bogel Apriansyah) seorang pengurus masjid lantas menolong si bisu dan memberinya tempat untuk menginap di masjid.

“Ngerayu Adipati enggak susah, begitu lihat script dia langsung tertarik. Jadi kerjasama saja," lanjut Rere.

Adipati Dolken di film Namamu Kata Pertamaku (dok istimewa)

Kisah berlanjut karena si bisu yang kemudian akrab dengan majelis taklim di masjid tersebut, akhirnya berkenalan dan jatuh cinta dengan Nila (Rania Putrisari).

Dari sini, kisah haru dan drama pun terjadi. Tak sedikit yang bisa menguras air mata karena pesan moral yang sangat banyak untuk disampaikan.

Apalagi untuk mendalami katakternya dalam film yang bakal tayang pada 29 November 2018 ini, Adipati Dolken rela belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB).

“Adipati didampingi dua guru SLB dan satu orang bisu namanya Akbar. Sedihnya dia meninggal empat bulan lalu. Orang bisunya seumuran Adipati," tandas Rere.

Tag Terkait