Tragis! Akibat Menyepelekan Sakit Kepalanya, Pemuda Ini Meninggal Dunia

Fimela diperbarui 06 Apr 2018, 11:40 WIB

Ketika kondisi tubuh kurang nyaman, sakit atau tidak sesehat biasanya, usahakan agar segera istirahat dan memperbaiki semuanya. Namun jika sakit yang dirasa terus menerus, usahakan segera memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit terdekat. Jangan sampai, ketika tubuh sakit semisal sakit yang terbilang umum dan ringan yakni sakit kepala, kita lantas mengabaikan atau menyepelekannya.

Dilansir dari laman worldofbuzz.com, seorang pemuda bernama Patrick Mendoza Maniebo di Korea akhirnya meninggal dunia setelah mengabaikan sakit kepalanya. Sakit kepala dikira sebagai sakit kepala biasa rupanya merupakan kondisi yang begitu mengancam jiwanya dan berbahaya.



Kisah Patrick sendiri dikisahkan oleh kakak perempuannya yakni Jovelyn Mendoza Maniebo di akun sosial pribadi facebooknya. Jovelyn mengisahkan bahwa sang adik mengalami sakit kepala dan demam ringan tanggal 11 Maret 2018 lalu. Dikira sebagai sakit kepala biasa, pemuda itupun memeriksakan diri ke klinik terdekat dan mendapat suntikan serta obat.

Setelah pulang dari klinik ini, kondisi Patrick membaik dan pulih. Namun, 4 hari kemudian pemuda itu kembali mengalami sakit kepala lagi dan menolak dibawa ke rumah sakit. Ia masih mengira sakit kepala itu sebagai yang biasa.

Sayang, kondisi Patrick ternyata semakin memburuk. Demamnya semakin tinggi, sakit kepalanya semakin parah dan ia pun mengalami kejang. Ia pun dilarikan ke rumah sakit dan menerima suntikan serta obat. Namun kondisinya tak juga membaik. Adik Jovelyn ini kemudian dirawat intensif di ICU dan melakukan serangkaian pemeriksaan.

Rupanya Patrick mengalami radang otak. Hasil pemeriksaan menemukan ada virus yang menyerang otak Patrick dan membuat kondisinya semakin memburuk juga kritis. Suntikan dan obat yang diberikan dokter juga tidak membuat kejang yang dialami Patrick sembuh. Lebih parah, suntikan itu memberi efek buruk ke organ jantung dan ginjalnya.



Pada tanggal 24 Maret 2018 akhirnya Patrick berhasil melewati masa kritis meski ia belum sadarkan diri. Tapi, empat hari kemudian yakni tanggal 28 Maret 2018, Patrick mengalami gagal jantung dan menghembuskan nafas terakhirnya. Tim dokter telah melakukan segala hal yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa Patrick. Tapi Tuhan berkata lain, pemuda itu meninggal dunia.

Melalui kisah Patrick ini, Jovelyn berharap bahwa kita semua tak pernah mengabaikan sakit yang kita alami meski itu adalah sakit kepala ringan. Apa yang dialami sang adik diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua orang untuk lebih hati-hati dan waspada dalam menjaga kesehatannya.

(vem/mim)