Hobi Konsumsi Daging, Risiko Terkena Kanker Lebih Tinggi

Fimela diperbarui 06 Apr 2018, 11:15 WIB

Pola makan menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Bila pola makan salah, kesehatan tubuh pun bisa terganggu bahkan bisa terserang penyakit berbahaya seperti kanker. Tapi tahukah makanan seperti apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker?

Ternyata makanan hewani meningkatkan risiko kanker, sebaliknya makanan nabati menurunkan risiko penyakit tersebut. Hal ini berdasarkan riset yang diungkapkan oleh ahli gizi, Susianto Tseng, di Jakarta, Kamis (5/4/2018), mengutip salah satu penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer. Seperti yang Liputan6.com kutip dari AntaraNews, Susianto yang juga Sekjen Indonesia Vegetarian Society (IVS) memaparkan, "Riset ini mengevaluasi peran zat gizi makanan dan risiko kanker di antara 1.204 pasien kanker dan 1.212 wanita tanpa kanker di China."

Hasil penelitian yang dilakukan pada 2007 itu menunjukkan, mereka yang mengonsumsi makanan hewani memiliki risiko 4 kali lebih tinggi terkena kanker daripada mereka yang mengonsumsi makanan nabati. Dengan kata lain, risiko terkena kanker bisa meningkat jika konsumsi protein dan lemak hewani berlebihan.

"Penelitian yang kedua berasal dari Journal of the National Cancer Institute, menguji hubungan antara risiko kanker payudara dan asupan makanan lignan nabati, terutama fitoestrogen yang ditemukan dalam buah, sayuran dan produk sereal," terang doktor lulusan Universitas Indonesia (UI) yang banyak mengkaji manfaat tempe itu. Susianto menambahkan, mereka yang mengonsumsi banyak makanan lignan nabati, insiden kanker payudara 17% lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit makanan lignan nabati.



Sejumlah penelitian lain pun ikut menunjang hipotesis yang sama, seperti penelitian yang dilakukan Dr. Eunyoung Cho, peneliti pada Brigham dan Women's Hospital. Cho memaparkan bahwa risiko kanker payudara lebih tinggi di kalangan wanita usia 20-40 tahun yang mengonsumsi makanan kaya lemak hewani, seperti daging merah, keju, es krim dan mentega daripada yang tidak mengonsumsi makanan tersebut. Wah, tampaknya kita memang tak boleh mengonsumsi makanan kaya lemak hewani berlebihan ya ladies.

"Negara-negara yang memproduksi beras, kedelai, atau sayuran berwarna merah dan kuning, memiliki rasio pasien yang meninggal akibat kanker prostat lebih rendah. Tidaklah mengejutkan kalau para vegan memiliki rata-rata pengidap kanker prostat yang rendah," terangnya.

Hasil penelitian di Jepang terhadap 120.000 laki-laki berumur di atas 40 tahun juga menyimpulkan bahwa kelompok pemakan daging mempunyai risiko 5 kali lebih tinggi menderita kanker mulut, pharynx, kerongkongan, paru-paru, dan 2 kali menderita kanker lambung, hati dan kolon daripada kelompok yang bukan pemakan daging. "Peranan serat dalam mencegah kanker kolon terbukti sangat penting," tuturnya.

Hal ini pertama kali dicatat pada 1971, saat tingginya kasus kanker kolon menimpa negara negara barat yang dikaitkan dengan rendahnya asupan serat bagi tubuh. Pada 1990, lanjut dia, penelitian di Harvard Medical School menyimpulkan bahwa konsumsi daging dan lemak hewani yang lebih tinggi meningkatkan kasus kanker kolon.

"Komponen pola makan lain yang berkaitan dengan banyaknya konsumsi makanan berserat, seperti folat yang banyak terdapat pada sayuran, juga telah menunjukkan efek perlindungan bagi tubuh. Sayuran hijau seperti brokoli dan kol dapat mengurangi risiko terkena kanker kolon," tutup Susianto Tseng.

Saatnya kita kembali mengatur pola makan kita lebih seimbang, ya ladies. Demi terjaganya kesehatan tubuh dan terhindar dari penyakit berbahaya, penting untuk menjaga pola hidup dan pola makan kita sehari-hari dengan lebih baik lagi.

(vem/nda)