Fimela.com, Jakarta Berbicara masalah profesi dan pekerjaan, masih banyak orang yang ketika tidak menyukai satu hal, mudah tergiur untuk beralih dengan harapan mendapat kualitas hidup yang lebih baik. Sayangnya, beralih profesi tidak semudah kedengarannya.
Ada faktor kesehatan mental, efek potensial pada jiwa yang harus dipertimbangkan ketika sebuah perubahan besar terjadi. Ya, memang sebagian hal ada benarnya, bahwa melakukan hal yang disukai dapat membaut seseorang merasa bahagia dan bersemangat.
Beberapa penelitian bahkan mendukung hal ini, seperti dilansir dari brit.co, Rabu (28/11/2018). Sebuah penelitian di Australia melihat pengaruh berbagai faktor, seperti keamanan pekerjaan, kontrol, dan beban kerja pada sekitar 2.000 karyawan.
Para peneliti menemukan bahwa perbaikan dalam kondisi ini menyebabkan tingkat depresi dan kecemasan yang sama. Hal ini dianggap tidak terlalu mengejutkan, mengingat kehidupan yang dihabiskan untuk pekerjaan tersebut.
What's On Fimela
powered by
Hipotesis gairah adalah ketika beralih pekerjaan hanya untuk mengejar minat
Cal Newport, seorang profesor dan pengarang buku menyebut konsep beralih pekerjaan hanya untuk mengejar minat sebagai hipotesis gairah. Ia menyebutkan bahwa hipotesis gairah sangat berbahaya bagi generasi baby boomer, karena akan menimbulkan rasa cemas tanpa henti ketika realitasnya tidak sesuai.
Menariknya, menurut survei yang pernah dilakukan, perubahan pekerjaan perseorangan memiliki efek yang paling kuat untuk menimbulkan stres, bukan merger atau restrukturisasi perusahaan. Beberapa bidang yang diasumsikan membuat seseorang mengalami tekanan paling emosional adalah seni dan hiburan.
Lantas, apa benar beralih profesi dapat membuat seseorang lebih bahagia? Cal Newport mengidentifikasi tiga elemen yang terkait dengan perasaan baik di tempat kerja, yaitu otonomi, kompetensi, dan keterkaitan. Masih ingin berganti pekerjaan?