Kontroversi Rendang: Basah, Kering Atau Crispy?

Fimela diperbarui 03 Apr 2018, 10:36 WIB

Ladies, kita semua pasti sepakat kalau rendang adalah makanan khas Minangkabau yang lezatnya tiada dua. Citarasa rempah-rempah yang kuat berpadu dengan daging sapi atau pun ayam, membuatnya sangat lezat disantap begitu saja dengan nasi putih panas.

Kelezatan rendang telah diakui di seluruh dunia. Bahkan dipilih menjadi "The World's Best Foods" versi CNN pada tahun 2017. Memang luar biasa kenikmatannya!

Asal-usul rendang

Bicara soal rendang, tidak lepas dari sejarah dan budaya masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau dulunya menyajikan rendang hanya saat perayaan tertentu, misalnya Idulfitri.

Dipercaya, resep rendang pertama kali ditulis pada awal abad ke-16 oleh Hikayat Amir Hamzah. Pembuatan rendang akhirnya menyebar dari daerah Minangkabau ke Mandailing, Riau, Jambi hingga Malaka dan Negeri Sembilan. Begitu luas penyebaran rendang hingga ke negeri seberang pun akhirnya memunculkan berbagai variasi memasak rendang yang berbeda-beda tiap daerah.

Rendang membawa identitas tiap wilayah

Pada beberapa daerah yang mengadaptasi resep bumbu rendang, ada pula variasi yang lain. Di Indonesia sendiri, rendang bukan hanya dominasi daging sapi. Segala macam daging bahkan sayur dan umbi-umbian pun bisa dipadukan dengan bumbu ini. Misalnya rendang baluik (rendang belut) yang menjadi kekhasan daerah Solok, rendang cubadak (rendang nangka) dan rendang talua (rendang telur) yang menjadi kekhasan Payakumbuh atau rendang itiak (rendang bebek) yang menjadi kekhasan daerah Bukittingi. Sementara itu, rendang Malaysia lebih basah, bisa dibilang mirip kalio.

Rendang basah atau kering?

Beberapa hari ini timeline social media memanas sejak kejadian eliminasi salah satu peserta Masterchef UK bernama Zaleha. Pada salah satu episode perempat final, para finalis ditantang membuat masakan yang penting atau berpengaruh bagi mereka. Zaleha yang berasal dari Malaysia memasak nasi lemak, lengkap dengan rendang ayam sebagai lauknya karena menu ini menu favoritnya semasa kecil.

Ketika disajikan dan dicicipi, John Torode dan Gregg Wallace sebagai juri mengkritik rendang ayam buatan Zaleha karena ayamnya tidak crispy. John mengatakan, rendang buatan Zaleha "terlalu empuk." Ia berpendapat, memasangkan nasi lemak dengan rendang ayam adalah hal yang tidak pas. Gregg menambahkan, "Kulit ayamnya tidak garing dan tidak bisa dimakan. Sausnya di atas ayam, aku tidak bisa menikmatinya."

Tentu saja, pendapat ini menjadi polemik, khususnya bagi orang-orang di Asia Tenggara yang menjadikan rendang sebagai makanan sehari-hari. Hampir semua mention yang masuk untuk John Torode, Gregg Wallace atau pun Masterchef UK, menyayangkan pendapat yang tidak tepat soal rendang tersebut.

John Torode pun menanggapi kontra yang dilayangkan padanya dengan twit yang menyatakan, "Mungkin rendang Indonesia (yang seperti itu)."

Lagi-lagi, pernyataan ini ditolak karena tidak ada rendang ayam di daerah Asia manapun yang kulitnya garing. Tentu saja hal ini membuat banyak orang risau dan bertanya-tanya, dari mana John Torode dan Gregg Wallace mendapat referensi rendang ayam dengan kulit yang garing? 

Lalu muncul pertanyaan, sebetulnya apakah rendang memang harus basah atau kah kering?

Secara umum, masakan yang dimasak dengan santan berbumbu rempah bukan hanya rendang. Tetapi juga gulai dan kalio. Hanya saja bentuk akhirnya yang berbeda.

Gulai adalah bentuk paling basah dari masakan ini, ditambah dengan kunyit. Tingkatan kedua adalah kalio yang lebih kental kuah dan bumbunya ketimbang gulai. Sementara rendang adalah bentuk masakan daging dengan santan dan bumbu rempah yang lebih kering.

Memang rendang telur atau rendang talua dimasak menyerupai keripik yang renyah dan kering, tetapi rendang Asia umumnya tidak menyajikan daging ayam dalam bentuk kulit yang garing.

Terlepas dari kontroversinya, versi rendang apakah yang paling kamu suka, Ladies?

(vem/wnd)
What's On Fimela