Berkembang, Industri Fashion Indonesia Menyumbang Kontribusi PDB Nasional

Fimela diperbarui 29 Mar 2018, 07:00 WIB

Industri fashion di Indonesia telah menyumbang kontribusi terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto) nasional sebesar 3,76 persen, dengan nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD 13,29 milyar, telah meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya.

"Hal ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan dan menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki daya saing yang tinggi di pasar internasional,” tutur Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam acara pembukaan Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (28/3).

Gati mengatakan bahwa di tengah persaingan yang semakin kompetitif, industri fesyen harus terus didorong sehingga mampu bertahan dan meningkatkan market share Indonesia di pasar internasional yang saat ini baru mencapai 1,6 persen. Dalam hal ini, Kemenperin melalui Ditjen IKM terus berupaya mendorong pertumbuhan industri fesyen nasional.

"Upaya-upaya yang dilakukan antara lain penumbuhan wirausaha baru, penerapan SNI, penguatan pendidikan vokasi industri fesyen yang tersertifikasi SKKNI, fasilitasi kemudahan KUR, restrukturisasi mesin/peralatan, fasilitas promosi, pendampingan tenaga ahli desain, peningkatan kompetensi SDM serta penguatan branding produk fesyen untuk meningkatkan kecintaan konsumen pada produk dalam negeri," jelas Gati.

Untuk memperluas jangkauan pasar produk fesyen, Kementerian Perindustrian memiliki program e-Smart IKM yang telah dilaunching sejak tahun 2016.

”Kami telah bermitra dengan 5 marketplace, yaitu Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Belanja.com dan Blibli.com. Pada tahun 2017 kamit telah melakukan workshop eaSmart IKM kepada 1.730 IKM dan pada tahun 2018 ini kami akan melakukan workshop serupa pada 4.0001KM. Kami berharap para peserta IFW 2018 dapat masuk ke dalam program e-Smart IKM ‘ini,” pungkasnya.

Indonesia Fashion Week 2018 sendiri diselenggarakan pada 28 Maret - 1 April 2018 di Jakarta Convention Center. Dengan tema Cultural Identity yang terdapat pada kain-kain nusantara seperti batik dan tenun, menjadi bagian dari produk fashion yang menjadi ciri khas Indonesia.

“Padu padan etnik lokal menjadikan produk fesyen yang diharapkan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga meningkatkan value added yang diperoleh sektor industri fesyen nasional,” tutur Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian.

(vem/asp/feb)