Perlunya Keterlibatan Organisasi Pasien dalam Kebijakan Perbaikan Kanker

Fimela diperbarui 28 Mar 2018, 09:01 WIB

Kanker merupakan penyakit paling menakutkan bagi banyak orang karena mengakibatkan kematian. Apalagi bagi para perempuan yang rentan terserang kanker serviks dan kanker payudara.

Hal inilah yang membuat Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) mendirikan komunitas untuk saling menyemangati, bagi mereka yang terserang kanker.

A2KPI merupakan penegasan tentang perlunya keterlibatan organisasi pasien dalam penyusunan kebijakan untuk perbaikan penanganan kanker perempuan. Tercatat ada 13 komunitas bergabung, antara lain Yayasan Kanker Payudara (YKPI), Yayasan Kanker Indonesia (YKI DKI Jakarta), Yayasan Kanker Indonesia Pusat (YKI), Lovepink, Bandung Cancer Society, Yayasan Peduli Kanker Priangan, Think Survive, Makassar Cancer Care Community, Meta Menggala, Pink Shimmer Inc, Reach to Recovery Surabaya, Bali Pink Ribbon, serta Cancer Information and Support Center (CISC).

"Melalui A2KPI organisasi-organisasi pasien kanker berdiri sejajar dan sepenanggungan, menyerukan kepada pembuat kebijakan agar memprioritaskan upaya pencegahan dan perawatan kanker perempuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker perempuan di Indonesia," jelas Shanti Persada dari LOVEPINK yang mewakili A2KPl dalam acara 'Suara Penyitas Kanker Perempuan Satukan Suara Untuk Penanganan Kanker Perempuan Yang Lebih Baik', di Kementrian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (27/3).

Suara Pasien Dalam Pembuatan Kebijakan
Di beberapa negara berkembang, advokasi kebijakan oleh kelompok pasien telah mulai menjadi bagian dalam proses pembuatan kebijakan. Di Filipina misalnya, Cancer Coalition Philippines turut berperan aktif dalam penyusunan Cancer Control Act. Sementara di negara maju pemahaman tentang pentingnya perspektif pasien dalam kebijakan telah dipahami secara lebih luas.

“Kami berharap agar para pembuat kebijakan mempertimbangkan peran serta organisasi pasien dalam diskusi kebijakan kanker, khususnya kanker perempuan. Kami yakin bahwa sudut pandang pasien akan mampu memberikan nilai positif agar kebijakan lebih sesuai dengan kebutuhan pasien,” papar Yanti Setiawadi. Ketua Bandung Cancer Society.

Sementara itu, Aryanthi Baramuli, Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) yang merupakan salah satu pencetus A2KPI menegaskan tujuan dari didirikannya komunitas ini agar pembuat kebijakan menyediakan akses yang setara terhadap pelayanan yang berkualitas.

“Menjamin ketersediaan obat dan kemudahan fiskal, meninjau kembali kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan kanker perempuan serta memperluas upaya pencegahan. deteksi dan pengobatan dini serta melibatkan pasien dalam proses pembuatan kebijakan kanker perempuan,” tutupnya.

(vem/asp/feb)