Ladies tahukah kamu jika penyakit tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan TBC, masih menjadi pembunuh terbanyak di antara penyakit menular. Dunia pun masih belum bebas dari TBC. Berdasarkan laporan WHO 2017 diperkirakan ada 1.020.000 kasus di Indonesia, namun baru terlaporkan ke Kementerian Kesehatan sebanyak 420.000 kasus.
Dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menuturkan mereka yang belum diperiksa dan diobati akan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan seakan-akan masalah TBC tak kunjung selesai. Dunia ingin mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030 dan Indonesia turut berkomitmen mencapainya.
“Penemuan kasus terus ditingkatkan secara intensif baik yang dilakukan fasilitas milik pemerintah maupun swasta, serta melakukan pendekatan terpadu layanan TBC dengan layanan kesehatan lainnya serta dilakukan juga penemuan aktif melalui pendekatan keluarga. Upaya ini didukung dengan edukasi terus menerus melalui berbagai kegiatan dan media,” ujar Dr. Anung saat ditemui dalam acara ‘Peduli TBC, Indonesia Sehat dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2018’, di stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (21/3).
Besar dan luasnya permasalahan akibat TBC mengharuskan semua pihak untuk dapat berkomitmen dan bekerjasama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian TBC. Kerugian yang diakibatkannya sangat besar, bukan hanya dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.
Dengan demikian TBC merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh, karenanya perang terhadap TBC berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan kelemahan akibat TBC.
Dr. Anung menjelaskan, sebenarnya penyakit yang bisa terjadi pada semua lapisan ini sebenarnya bisa dicegah sejak dini dengan melakukan imunisasi BCG (Baccile Calmette Guerin), kita pun harus menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Di dalam tumah harus tersedia ventilasi, air bersih, dan pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
“Indonesia peringkat ke tiga setelah China dan India, negara paling banyak menderita TBC. Oleh karenanya pemberian imunisasi sejak kecil paling efektif untuk melakukan pencegahan penyakit ini,” tambahnya.
Jika sudah terkena TBC tidak perlu khawatir, Dr. Anung mengatakan penyakit ini bisa sembuh total walau sudah terjadi resistensi karena penggunaan obat. Kunci hanya satu, teratur melakukan pengobatan agar penyakit tersebut hilang 100 persen dari tubuh.
Jangan lupa, untuk menaga etika batuk, tidak buang ludah sembarangan, jika baruk ditutup atau gunakan masker, tisu, sapu tangan ketika ada di ruang publik.
Dalam menyambut peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2018, Kementerian Kesehatan RI menggagas tema "Peduli TBC, Indonesia Sehat" untuk menanggulangi penyakit tuberkulosis di Indonesia.
Dr. Anung mengatakan, lewat tema ini ingin mengajak semua pihak dan anggota masyarakat untuk turut berperan aktif dalam gerakan TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh)sebagai upaya pencegahan dan pengendalian TBC. TOSS TBC adalah gerakan untuk menemukan pasien sebanyak mungkin dan mengobatinya sampai sembuh sehingga rantai penularan di masyarakat bisa dihentikan.
Dukungan pihak di luar kesehatan sangat berarti bagi program pencegahan dan pengendalian penyakit TBC. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Drs. Zulmafendi, MSc menyampaikan pemanfaatan sarana transportasi publik, dalam hal ini adalah moda kereta-api, untuk edukasi TBC, dalam rangka mendukung upaya Pemerintah memberikan Edukasi TBC bagi masyarakat. Tim KLY pun pada Rabu, 22 Maret 2018 membagikan masker gratis kepada pengguna commuter line di stasiun Jakarta Kota.
- Berapa Banyak Jumlah Air Putih yang Bisa Diminum Setiap Hari?
- Lupus yang Sering Menyerang Perempuan dan Bahayanya untuk Ginjal
- Cerdas Pilih Makanan, Ini Tips Diet Agar Tidak Terkena Penyakit Degeneratif
- Ini yang Terjadi Jika Kamu Sengaja Tidak Sikat Gigi Malam Hari
- Minum Lebih Banyak Susu Setelah Sakit, Ini Manfaatnya