Milan Bhattarai, Pahlawan Pemberdayaan Perempuan di Nepal

Fimela diperbarui 08 Mar 2018, 12:15 WIB

Saya menulis artikel ini dengan perasaan haru. Saya benar-benar tercengang melihat bagaimana seorang Milan, bisa memberi dampak yang luar biasa bagi perempuan-perempuan di Nepal. 

Di Nepal, karena kondisi ekonomi, banyak perempuan-perempuan yang menjadi korban penjualan manusia. Mereka terpaksa menjadi buruh di negara lain dengan bayaran yang tidak seberapa, atau menjadi pekerja seks komersial. Para perempuan di sana pun kebanyakan tidak mendapatkan pendidikan yang formal, karena orangtua mereka menganggap, perempuan tak perlu mendapatkan pendidikan layaknya anak laki-laki.

30 tahun lalu tepatnya tahun 1988, seorang Milan Bhattarai menciptakan ‘Get Paper Industry’, sebuah pabrik kertas ramah lingkungan, yang berada di Kathmandu. Ia mulai dengan merekrut perempuan-perempuan Nepal yang memerlukan pekerjaan demi menghidupi keluarga mereka. Milan mengawali usahanya hanya dengan memiliki 14 karyawan perempuan saja.

Kemudian di tahun yang sama, Milan berinisiatif menulis surat kepada founder The Bodyshop, Anita Roddick. Saat itu, brand perawatan tubuh asal Inggris tersebut memang sedang menggalakkan sistem bisnis Community Trade. The Bodyshop ingin memastikan semua bahan baku dan material yang dijual mereka berasal dari sebuah perusahaan yang memiliki kode etik, tidak merusak alam, dan memiliki visi untuk membantu komunitas.

“Kami memastikan untuk memilih Community trade yang memperhatikan hak asasi karyawan, tidak mempekerjakan anak, ramah lingkungan. Pokoknya kami menjaga semua standar tersebut,” ujar Lee Mann, Sustainable Sourcing Manager The Bodyshop International saat ditemui Vemale di acara Brand Showcase APAC di Nepal, (6/3).

Singkat cerita Anita, merasa tertarik dengan kisah Milan dan misinya dan memutuskan untuk bekerja sama dengannya. Milan yang saat itu dalam kondisi ekonomi pas-pasan merasa keberatan saat diminta ke London, karena ia tak memiliki ongkos. Akhirnya The Bodyshop yang membiayai semuanya.

“Hingga saat ini saya masih merasa terharu jika mengingat betapa Anita Roddick bersedia untuk datang ke sini, melihat sendiri keadaan di sini dan dengan sabar membimbing kami semua untuk terus berkembang,” ujar Milan saat Vemale berkunjung ke Get Paper Industry, Kathmandu, Nepal (7/3).

Vemale pun berkesempatan untuk berkunjung dan melihat-lihat pabrik Get Paper Industry. Di sana para pekerja memiliki ruang kerja yang sangat bersih, nyaman, dengan keterangan dan sirkulasi udara yang layak. Bahkan kamar mandinya pun sangat bersih jika dibandingkan dengan keadaan kota Kathmandu secara umum. Di sana saya juga melihat bagaimana sebuah industri dijalankan dengan baik tanpa harus merusak alam.

Mereka menggunakan limbah konveksi (kain katun) untuk membuat kertas daur ulang. Mereka juga mengambil bahan baku dari pohon yang memang sudah disiapkan untuk industri kertas (bukan penebangan ilegal). Yang lebih menakjubkan, mereka menanam pohon jauh lebih banyak dari apa yang mereka tebang. Dan yang pasti, semua pekerja mendapatkan upah yang layak, sehingga kehidupan mereka kini jauh lebih baik. Masih segar ingatan saya ketika melihat para pekerja, bekerja dengan senyum lebar, mereka tampak sangat bahagia.

Fakta lain yang tak kalah menakjubkan community trade The Bodyshop dengan Get Paper Industry berkontribusi 4% perekonomian Nepal.

Membuat Kampanye “Send Your Daugther to School”

Yang mengagumkan, visi Milan tak hanya sampai di situ. Ia juga merasa harus membantu anak-anak perempuan kurang mampu di Nepal yang tak memiliki kesempatan untuk bersekolah. Ia pun mengajak Annita Roddick untuk membuat sebuah sekolah berskala international untuk membantu anak-anak perempuan tersebut. Nama sekolahnya adalah “Anita Milan International School”.

Milan kemudian membuat kampanye “Send Your Daughter to School”. Ia memberi contoh pada masyarakat sekitar bahwa perempuan-perempuan di Get Paper Industry bisa mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik tanpa harus menjadi korban perdagangan manusia. Ia kemudian menyadarkan masyarakat bahwa jika anak-anak perempuan diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, maka kesuksesan mereka akan melebihi para karyawannya.

Saya pun diberi kesempatan untuk mengunjungi sekolah tersebut. Di sana saya disambut oleh tari-tarian, musik dan berbagai pertunjukkan yang dilakukan oleh para murid-murid di sana. Namun yang paling menggugah adalah pidato penyambutan yang dilakukan oleh anak perempuan kelas 7 (setingkat dengan kelas satu sekolah menengah pertama).

“Kami adalah anak-anak dari keluarga miskin, rumah kami jauh di desa, untuk bersekolah, kami harus berjalan jauh ke kota. Tapi kami tahu, pendidikan itu penting. Karena sekolah ini, kami memiliki kesempatan untuk meraih mimpi dan kesuksesan kami sendiri,”.

Tak terasa air mata saya mengalir. Bukan karena sedih melihat kondisi mereka, tapi perasaan haru dan senang melihat kebahagiaan anak-anak dan perempuan di sana. Betapa mereka bisa bangkit dari keadaan yang tidak menguntungkan, dan meraih mimpi mereka.

Semoga ada Milan-milan lain di seluruh dunia, dan berbuat hal yang sama. Karena dengan keteguhan hati dan niat mulia, satu orang bisa memberi dampak positif besar bagi banyak manusia.

(vem/kee/apl)
What's On Fimela