Apa rasanya dicap sebagai perempuan yang gagal menjadi ibu karena tidak bisa memberikan ASI eksklusif? Dianggap gagal menjadi perempuan yang tangguh karena memilih melahirkan secara ceasar alih-alih menjalani persalinan secara normal. Well, rasanya sakit bukan? Sayangnya banyak dari kita sendiri seringkali lebih memilih menghakimi alih-alih mendukung setiap pilihan perempuan lainnya.
Bulan ini, pada tanggal 8 Maret besok diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Momen tahunan sebagai bentuk dukungan kepada perempuan di seluruh dunia. Mulai gerakan ini dengan hal yang sederhana, yaitu dengan tidak menghakimi pilihan perempuan lain. Dukung mereka, pahami bahwa kemerdekaan atas pilihan perempuan lain adalah kemerdekaan bagi perempuan lainnya.
Saatnya menjadi perempuan yang hebat dengan tidak merendahkan dan menghakimi pilihan perempuan lainnya. Setiap orang memiliki pilihan hidupnya masing-masing. Kita tidak boleh menganggap remeh kepentingannya. Tentu kamu tidak ingin masalah ini terjadi padamu. Hal yang paling menyedihkan adalah saat pilihan hidupmu dibatasi dan digeneralisasi. Dianggap apa yang menjadi pilihanmu tidak layak karena berbeda kepentingan dengan yang lain.
Emansipasi penting, tapi bukan berarti merendahkan pilihan orang lain. Bersikap terbuka bukan berarti merendahkan pilihan orang lain yang masih menutup diri. Hargai apa yang menjadi pilihan perempuan lain. Perlakukan perempuan lain seperti kamu ingin diperlakukan. Mulai berhenti menghakimi.
Hargai apa yang menjadi pilihan orang lain. Well, karena menjadi perempuan hebat dimulai dari tidak menghakimi perempuan lain dan tidak meninggikan diri dengan merendahkan orang lain. Keep fighting, ladies.
- 260.000 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan yang Dilaporkan pada Tahun 2017
- Rayakan Hari Perempuan Sedunia, Bagi Kisah Hebatmu di Lomba Menulis Vemale!
- Rayakan Pencapaian Perempuan Berdaya Kota Malang di Vemale Talks vol. 3
- 5 Fakta Penting yang Perlu Diketahui Terkait Kekerasan terhadap Perempuan
- Peringatan Hari Anti Kekerasan Perempuan Sebagai Momen untuk Berani Bicara