Sahabat Terbaik adalah yang Bisa Saling Memahami Keadaan Masing-Masing

Fimela diperbarui 05 Mar 2018, 11:15 WIB

Hari ini aku merasa sedih, terkadang aku merasa hari-hari yang kulalui berat rasanya. Melakukan segala sesuatu sendiri ternyata tak begitu menyenangkan, rasanya tak seimbang. Aku tetap butuh orang lain untuk membantuku melakukan aktivitasku agar tetap seimbang. Terkadang hari-hari juga bisa terasa membosankan jika kita sendiri. Sahabat-sahabatku sedang berjuang untuk masa depannya. Aku harus mengerti akan hal itu. Aku pun sama, sedang berjuang untuk masa depanku.

Tapi waktu yang kami miliki semakin sedikit untuk bertemu, kami jarang bersenda gurau lagi. Hanya sekedar menyapa, itu pun pada pesan singkat. Sepi rasanya, mengingat teman-temanku yang sekarang tak seperti sahabatku dulu. Tapi mau bagaimana, aku harus mengerti. Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk kami bertemu dan melepas kerinduan.

Jika hari terasa berat, kita pasti ingin memiliki seseorang untuk menjadi tempat bercerita bagaimana beratnya hari ini. Kita terbiasa bercerita pada sahabat kita, saling mengandalkan satu sama lain. Lalu sekarang bagaimana? Bagaimana jika sahabatmu sekarang tak bisa melakukannya lagi? Bahkan sekarang untuk bercerita lewat pesan singkat pun terasa sungkan. Ada ketakutan dalam diriku bahwa aku akan mengganggunya, apakah dia sedang sibuk sekarang ataukah tidak.

Pemikiran itulah yang selalu datang padaku, komunikasi yang semakin berkurang membuat sedikit jarak dengan sahabatku. Apakah ada cara untuk memperbaikinya? Apakah keadaan seperti dulu mungkin terjadi lagi saat ini? Apakah kami dapat saling mengandalkan kembali satu sama lain? Bercanda dan membicarakan hal-hal tak penting tetapi membuat kami bahagia.



Suatu saat aku mengajak sahabatku untuk bertemu, banyak pertanyaan terlintas di pikiranku. Apakah kami akan merasa canggung satu sama lain sekarang? Pertanyaan itu selalu menggangguku sampai aku tiba di depan rumah sahabatku. Aku merasa gugup karena setelah lama tak bertemu, akhirnya kami dapat bertemu kembali untuk mengenang masa-masa dahulu yang membuat kami bahagia.

Aku ketuk pintu rumah sahabatku, berharap dia akan membukanya. Pada saat pintu dibuka, aku sama-sama merasa senang, sama-sama merasa bahagia. Seakan kami adalah dua orang yang baru saja kenal, tetapi sudah akrab satu sama lain.

Lalu saat bertemu kami saling menyapa dan tertawa bersama. Ternyata kenangan tertawa bersama sahabatmu tak kan langsung hilang, saat kamu bertemu dengannya kembali ada kebiasaan-kebiasaan kami yang dilakukan kembali saat bertemu. Bercerita dengan sahabatmu bagaimana hidupmu sekarang terasa menyenangkan, bercanda dan bersenda gurau tetap kami lakukan saat bertemu. Rasanya senang sekali, seketika bebanmu terangkat. Kamu dapat menceritakan kejadian apa saja yang belum sempat kamu ceritakan pada sahabatmu.



Walaupun harimu terasa berat, ingatlah jika kamu punya sahabat. Saling mengandalkan dengan sahabatmu, percayalah padanya. Jarak tak akan menghalangi persahabatanmu. Walaupun intensitas bertemu menjadi berkurang karena hal-hal yang harus dilakukan sekarang berbeda, tetap ingatlah sahabatmu.

Doakan sahabatmu agar selalu diberi lindungan oleh Tuhan. Ingatlah setiap kenangan bahagia maupun sedih yang pernah kamu lakukan dengan sahabatmu. Kenangan itu akan menjadi cerita yang indah dan berwarna saat kau bertemu lagi dengan sahabatmu. Keadaan akan selalu berubah, tapi persahabatanmu akan tetap terjalin dan tak berubah.



(vem/nda)